Teknik destruktif merupakan teknik perusakan jaringan saraf guna menghentikan impuls nyeri secara irreversible.
Teknik destruktif yang dapat digunakan di antaranya pemberian agen farmakologis, radiofrekuensi, dan pembedahan.
"Sedangkan teknik non-destruktif merupakan teknik untuk menghentikan impuls nyeri secara reversible melalui obat-obatan atau rangsangan elektrik,' katanya.
Teknik destruktif umumnya dapat dilakukan hanya satu kali, meskipun mungkin memerlukan pengulangan di kemudian hari.
"Teknik ini lebih menguntungkan dari segi biaya dan kenyamanan namun dapat menimbulkan kerusakan saraf dan jaringan lain di luar sasaran," katanya.
Sedangkan teknik non-destruktif dapat berupa prosedur yang dilakukan secara berkala, pemberian infus terus-menerus, atau melalui perangsangan saraf.