TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sehari-hari, Fahri, anak berusia 12 tahun ini hanya bisa bermain bersama sang bunda di kasur empuknya.
Fahri berdiam diri di dalam rumah, menyusul penyakit Osteogenesis yang diidapnya.
Osteogenesis merupakan penyakit kelainan genetik yang dapat membuat tulang penderitanya mudah patah.
Jangankan terbentur sesuatu, batuk saja dapat menjadi masalah besar bagi Fahri. Tulangnya bisa patah karena batuk.
Selama ini, Fahri mendapat bantuan dari sejumlah pihak dan masyarakat setempat.
Ibu Fahri mengatakan setiap bulan dirinya harus membeli obat khusus sebesar Ro 3,8 juta.
Lantaran keterbatasan biaya, orangtua Fahri hanya dapat membawanya ke terapi patah tulang.
Orangtua Fahri berharap pemerintah dapat memudahkan biaya pengobatan dan rujukan ke rumah sakit.