TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka kembali datang dari kalangan selebriti tanah air.
Yuli Rahmawati alias Julia Perez mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Sabtu (10/6/2017) karena penyakit kanker serviks yang terus menyerang tubuhnya.
Perihal penyakitnya itu, Jupe sempat membeberkannya ke publik pada November 2014 lalu.
Tiga bulan kemudian setelah berobat ke Singapura, Jupe sempat dinyatakan sembuh dari kanker.
Lalu, setahun belakangan personel Trio Cecepy ini mengungkapkan bahwa kanker serviks yang ia derita sudah memasuki stadium akhir.
Baca: Ibunda Julia Perez: Dia Bilang Sudah, Ma
Pada 12 Februari 2017, Jupe dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSCM karena terus mengigil dan kakinya kirinya mulai membengkak.
Kanker serviks atau leher rahim, adalah jenis kanker yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18.
Di Indonesia, diperkirakan lebih dari satu wanita meninggal dunia karena kanker serviks setiap jamnya.
Wanita yang sudah menikah berisiko tinggi terkena kanker serviks.
Jika HPV telah menular saat berhubungan seksual, dalam waktu beberapa atau puluhan tahun, HPV akan merusak serviks dan menimbulkan kanker.
Banyak orang tidak dapat membayangkan, apa yang terjadi di dalam tubuh penderita kanker serviks dan bagaimana sakitnya.
Pengetahuan mengenai penyakit ganas khas wanita ini, dapat membantu kita, untuk menentukan sikap demi mencegahnya.
Inilah gambaran tahap-tahap perkembangan kanker serviks bagaimana cara menjauhinya.
Stadium kanker
Salah satu metode yang digunakan dokter untuk menggambarkan stadium kanker adalah sistem TNM. Dokter menggunakan hasil dari tes diagnostik dan scan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
Tumor (T): Berapa besar ukuran tumor primer? Di mana letaknya?
Node (N): Apakah tumor menyebar ke kelenjar getah bening? Jika demikian, di mana dan berapa banyak?
Metastasis (M): Apakah kanker menyebar ke bagian lain tubuh? Jika demikian, di mana dan berapa banyak?
Hasil pemeriksaan kemudian digabungkan untuk menentukan stadium kanker.
Untuk kanker serviks, ada lima tahap, yakni tahap 0 (nol) dan tahap I sampai IV (satu sampai empat).
Dengan mengetahui stadium kanker yang diderita seseorang, dokter dapat merencanakan perawatan dan pengobatan yang terbaik.
Setiap stadium kanker memiliki sub-sub divisi. Dari sini, kita bisa mendapat gambaran mengenai letak dan ukuran sel kanker.
Secara singkat, untuk kanker leher rahim, beginilah gambaran perkembangan sel kanker di tiap tahapnya
Stadium 1 - Sel-sel kanker hanya ada di leher rahim. Stadium 1 dibagi lagi menjadi:
1A: Sel kanker berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
1A1: Kanker telah menyerang hingga kedalaman 3mm atau kurang dan memiliki lebar 7mm atau kurang.
1A2: Kanker menyerang hingga kedalaman antara 3 sampai 5 mm dengan lebar 7mm atau kurang.
1B: Sel kanker bisa terlihat mata tetapi masih terbatas pada serviks.
1B1: Ukuran sel kanker tidak lebih besar dari 4 cm.
1B2: Ukuran sel kanker lebih besar dari 4cm
Stadium 2 - Kanker telah menyebar ke struktur di sekitarnya, seperti vagina atau jaringan di samping leher rahim. Stadium 2 dapat dibagi lagi menjadi:
2A: Kanker telah menyebar ke bagian atas vagina.
2A1: Ukuran tumor atau kanker tidak lebih besar dari 4 cm.
2A2: Ukuran tumor lebih besar dari 4cm
2B: Kanker telah menyebar ke jaringan di samping leher rahim.
Stadium 3 - Kanker telah menyebar ke daerah-daerah seperti bagian bawah vagina atau jaringan di sisi daerah panggul.Tahap 3 dapat dibagi lagi menjadi:
3A: Kanker telah menyebar ke bagian bawah vagina.
3B: Kanker telah menyebar ke seluruh jaringan di sisi daerah panggul dan dapat menekan salah satu ureter (saluran urin dari ginjal ke kandung kemih). Jika tumor menyebabkan tekanan pada ureter maka mungkin ada penumpukan urin di ginjal.
Stadium 4 - Kanker telah menyebar ke kandung kemih atau usus atau luar daerah panggul. Tahap 4 dapat dibagi lagi menjadi:
4A: Kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti kandung kemih dan usus.
4B telah menyebar ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru, liver atau tulang.
Gejala kanker serviks
Gejala kanker serviks tidak selalu jelas, dan mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali sampai hingga mencapai stadium lanjut.
Inilah sebabnya mengapa sangat penting bagi Anda melakukan skrining serviks.
Gejala yang mungkin muncul jika Anda memiliki kanker serviks di antaranya adalah pendarahan vagina yang tidak biasa.
Dalam kebanyakan kasus kanker serviks, perdarahan vagina adalah gejala yang terlihat pertama kali dan biasanya terjadi setelah berhubungan seks.
Perdarahan pada waktu selain waktu haid, termasuk perdarahan setelah menopause, juga termasuk pendarahan yang tidak biasa.
Segera kunjungi dokter jika Anda mengalami jenis pendarahan vagina yang tidak biasa.
Gejala lain kanker serviks yang sering dialami penderita adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks dan keputihan yang berbau tak sedap.
Jika kanker menyebar keluar dari leher rahim, menyebar hingga ke jaringan atau organ sekitarnya, dapat memicu gejala:
- Sembelit
- Ada darah dalam urin Anda (hematuria)
- Kehilangan kontrol kandung kemih (urinary incontinence)
- Nyeri tulang
- Pembengkakan pada salah satu kaki.
- Nyeri parah di sisi tubuh atau di bagian belakang akibat pembengkakan ginjal, terkait dengan kondisi yang disebut hidronefrosis.
- Kehilangan selera makan
- Penurunan berat badan
- Sering lelah dan kekurangan energi.
Pencegahan
Cara yang sudah terbukti ampuh untuk mencegah kanker serviks adalah dengan pengujian (screening) untuk mencari lesi pra-kanker sebelum mereka berubah menjadi kanker invasif.
Pengujian untuk mencari lesi prakanker dilakukan dengan Pap smear dan tes HPV. Jika prakanker ditemukan, akan bisa segera diobati untuk menghentikan perkembangannya. Sebagian besar kanker serviks invasif ditemukan pada wanita yang belum melakukan Pap smear secara teratur.
Pap smear adalah prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan sel dari leher rahim sehingga mereka dapat dilihat di bawah mikroskop untuk menemukan sel kanker dan pra-kanker.
Jadwal pemeriksaan sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Sebagai pedoman, jadwal untuk melakukan pap smear adalah tiga tahun setelah berhubungan intim yang pertama. Setelah itu, sampai usia 30 tahun, tiga tahun sekali.
Untuk wanita di atas 30 tahun, jika hasil tes normal dan Anda tidak memiliki faktor risiko, mungkin dokter menganjurkan untuk mengulangnya dua-tiga tahun lagi.
Jika hasil pap smear positif, tergantung dari jenis sel yang ditemukan, mungkin Anda akan diminta mengulang pap smear dalam beberapa bulan mendatang atau dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan.
Tes HPV dapat dilakukan pada sampel yang sama dari sel-sel yang dikumpulkan dari Pap smear.
Hal-hal lain yang perlu Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks adalah:
1. Hindari kontak dengan human papilloma virus (HPV)
Karena HPV merupakan penyebab utama kanker serviks, menghindari paparan HPV bisa membantu Anda mencegah penyakit ini.
HPV ditularkan dari satu orang ke orang lain dengan cara kontak dengan kulit yang terinfeksi ke kulit dengan daerah yang terinfeksi.
HPV juga dapat menyebar lewat hubungan seks - termasuk vaginal, anal, dan oral.
Cobalah untuk mencegah infeksi HPV genital dengan tidak membiarkan orang lain yang Anda tidak pasti riwayat kesehatannya melakukan kontak dengan daerah anal atau genital Anda.
2. Gunakan kondom
Kondom memberikan perlindungan terhadap HPV tetapi tidak 100 persen mencegah infeksi. Beberapa penelitian mengatakqn, menggunakan kondom dengan benar setiap kali Anda melakukan hubungan seks, dapat menurunkan tingkat infeksi HPV sekitar 70 persen.
3. Jangan merokok
Tidak merokok adalah cara penting lain untuk mengurangi risiko kanker serviks. Racun rokok adalah bersifat oksidatif sehingga bisa memicu sel kanker muncul dan bertambah ganas.
4. Vaksinasi
Vaksin HPV berguna untuk mencegah infeksi HPV tetapi tidak lmengobati infeksi yang sudah ada. Itu sebabnya, vaksin HPV harus diberikan sebelum seseorang terkena HPV.
Rekomendasi American Cancer Society, vaksinasi HPV rutin untuk anak perempuan dan anak laki-laki harus dimulai pada usia 11 atau 12. Seri vaksinasi bisa dimulai sejak usia 9.
Avaksinasi HPV juga dianjurkan untuk wanita berusia 13 sampai 26 tahun dan untuk laki-laki berusia 13 sampai 21 tahun yang belum divaksin, atau yang sudah mulai tapi tidak menyelesaikan serinya. Pria berusia 22 sampai 26 tahun juga dapat divaksinasi.
Vaksinasi HPV juga dianjurkan sampai usia 26 untuk pria yang berhubungan seks dengan pria lain dan untuk orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Untuk yang berusia 22 sampai 26 tahun dan belum vaksin, atau yang sudah mulai tetapi tidak menyelesaikan serinya, penting untuk diketahui bahwa vaksinasi pada usia lebih tua kurang efektif dalam menurunkan risiko kanker.
*Sumber:
Tribun Bali: Mengenal Gejala Dan Sakitnya Kanker Serviks yang Diderita Julia Perez
Kompas.com: Lakukan Ini untuk Mencegah Kanker Serviks seperti Diderita Julia Perez