TRIBUNNEWS.COM -Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tergabung dalam Progra, Kreatifitas Mahasiswa menemukan inovasi minuman yang bisa mencegah penyakit diabetes melitus (DM).
Lima mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia IPB Aghniya Nailah Rifdah, Megia Anjarini, Ulisita Sofia, Diana Anggraeni, dan Jenny Pramudhita meneliti Okra merah untuk bahan obat DM.
Seperti diketahui, DM disebut sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi seperti gangguan pada mata, gangguan pada ginjal, luka sulit sembuh, gangguan pembuluh darah, stroke, dan sebagainya.
Berawal dari kekhawatiran terhadap penyakit DM tipe 2 yang merupakan salah satu penyakit mematikan nomor tiga di Indonesia, membuat para mahasiswa itu tergerak untuk mencari solusi.
Mekanisme kontrol kadar gula darah salah satunya dengan menghambat enzim penghidrolisis karbohidrat seperti enzim alfa-glukosidase.
Akan tetapi, menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan, terapi DM tipe 2 akan lebih efektif apabila penggunaan senyawa penghambat alfa-glukosidase dikombinasikan dengan antioksidan.
"DM tipe 2 diawali dengan gejala hiperglikemia postpandrial, yaitu peningkatan kadar glukosa darah dengan cepat setelah makan," ujar Aghniya Nailah.
Dia menjelaskan, hiperglikemia dapat menyebabkan stres oksidatif yang nantinya dapat memperburuk kondisi penderita DM serta menyebabkan berbagai komplikasi.
Stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan dalam tubuh, yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Stres oksidatif dapat dicegah salah satunya dengan mengonsumsi pangan sumber antioksidan.
Untuk mencegah DM2, mengkonsum buah Okra (Abelmoschus esculentus L.) bisa jadi solusi.
Okra merupakan tanaman tropis yang sudah lazim dikonsumsi masyarakat.
Buah yang dikenal dengan nama lady’s finger ini mengandung vitamin A, B1, C, dan E yang berperan sebagai antioksidan.
Okra dikenal oleh masyarakat karena memiliki manfaat dalam membantu mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker, dan menurunkan kadar gula darah pada pengidap diabetes.
"Meskipun okra terbukti memiliki efek hipoglikemik, namun hal tersebut baru diujicobakan kepada hewan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah pada pengidap diabetes," ujarnya.
Pengolahan okra di masyarakat untuk dijadikan bahan makanan masih hanya sebatas dalam bentuk segar maupun sayur.
Meskipun lazim dikonsumsi masyarakat, namun penggunaannya masih terbatas lantaran lendir yang dihasilkan oleh buahnya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan modifikasi pada penyajian pangan berbahan okra. Okra perlu dikembangkan menjadi sebuah produk pangan, seperti jelly drink.
Produk ini sangat disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia.
Minuman jeli ini diharapkan dapat menjadi alternatif minuman pencegah diabetes mellitus tipe 2 yang aman dan praktis untuk dikonsumsi.(*)