TRIBUNNEWS.COM - Menikmati secangkir teh baik di pagi maupun sore atau di sela-sela kerja, seakan sudah jadi budaya di Indonesia.
Memang, untuk menyeduh daun teh butuh waktu lebih lama.
Itulah yang jadi alasan orang memilih teh celup.
Namun, pernahkah kita memperhatikan buih yang terbentuk saat membuat teh menggunakan teh celup?
Kantong teh celup dari kertas menimbulkan ancaman yang sama sekali berbeda.
Banyak kantong kertas diperlakukan dengan senyawa yang disebut epichlorohydrin, yang digunakan untuk memproduksi resin epoxy, dan bertindak sebagai pestisida.
Lembaga Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan (NIOSH) menjelaskan label karsinogen potensial sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan.
Bahkan mengganggu kesuburan dan melemahkan fungsi kekebalan tubuh.
Kantong teh bukan satu-satunya pelaku, tapi juga ada filter kopi, pembungkus sosis, dan filter air yang diolesi dengan epiklorohidrin.
Dikabarkan Bottomlineinc, PET, asam polylactic (PLA) dan nilon yang digunakan sebagai kemasan makanan, keamanannya sebagai bahan telah diuji.
"Tapi ketika plastik dikenakan benda panas, molekul mulai pecah, dan mereka dapat meluluhkan isinya," terang Sonya Lunder MPH, seorang analisis senior untuk sebuah penelitian yang dilancarkan oleh organisasi kesehatan dan advokasi.
Selain itu, banyak kantong teh termasuk yang high-end juga mengandung residu pestisida dan agen penyedap, kata ahli gizi Aditi Rampal.
Pilihan lain adalah menyeduh teh organik yang memiliki tingkat antioksidan lebih tinggi dan senyawa penguat kesehatan lainnya.
Selain itu, teh organik juga memiliki tingkat pestisida yang rendah.
Ingin memperoleh kenikmatan teh tanpa terganggu kesehatan?
Inilah caranya.
Dalam air mendidih, masukkan dua sendok makan daun teh hijau organik kering atau daun teh pilihan lainnya.
Biarkan selama 15-20 menit dan kemudian saring.
Tambahkan lemon atau pemanis sesuai selera.
Secangkir teh pun siap dinikmati.(*)
Berita ini sudah dimuat di intisari.grid.id dengan judul Inilah Alasan Mengapa Kantong Teh Celup Berbahaya bagi Kesehatan Kita!