TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Siti Raisa Miranda, bocah perempuan yang diduga mengidap syndrome putri tidur dari Banjarmasin, kembali terlelap.
Matanya yang sudah terbuka setelah 13 hari pulas, pagi ini, Rabu (25/10/2017) kembali tertutup.
Echa terbangun pagi ini, Rabu (25/10/2017). Mama Echa, Lili mengatakan anaknya tidak tidur tadi malam semenjak ia terbangun Selasa (24/10/2017).
"Tadi malam dia tidak tidur lagi, sampai subuh tadi dia masih terbangun, bahkan sempat mandi sendiri, " cerita Lili saat ditemui Bpost di rumahnya Jalan Pangeran, RT 4 Banjarmasin Utara.
Pagi ini, Echa pun didatangi sang kakek yang ingin mengajak Echa ke rumahnya di Sungai Gampa, Barito Kuala.
Sesaat sang kakek datang, Echa sebelumnya tertidur sebentar. Namun kemudian bangun lagi, Lili mengatakan, Echa juga sempat diajak kakeknya bicara.
Namun ketika ditinggal sang kakek, dan Echa ia minta untuk mandi, perempuan yang dijuluki mamanya sebagai putri tidur itu kembali terbaring di ranjang kamarnya.
Ia memejamkan matanya lagi, nampak tertidur pulas.
Dari pantauan Banjarmasin Post (Tribunnews.com Network), Echa nampak tertidur lelap. Ia mengenakan baju kaus orange dan tangannya tetap berada di atas perutnya. Napas Echa juga terdengar normal pagi ini.
Baca: Terlelap 13 Hari, Saat Terbangun Echa si Putri Tidur Dari Banjarmasin Tertawa dan Kebingungan
Saat tidur panjangnya keempat ini, gadis kecil yang biasa disapa Echa ini dikunjungi oleh pihak Puskesmas Alalak Selatan, Banjarmasin utara, Kota Banjarmasin.
Dua petugas dari puskesmas tersebut datang ketika kondisi bocah berusia 13 tahun itu masih tertidur lelap.
Perawat dari Puskesmas Alalak Selatan, M Rafiie Al Arif, beserta temannya langsung memasuki kamar Siti Raisa Miranda atau yang akrab disapa Echa.
Pada ruangan itu pula ada tiga guru Echa menengoknya.
Setelah memasuki kamar dan melihat kondisi Echa yang sedang tidur, Rafiie pun mengeluarkan alat kesehatannya.
Ia memeriksa detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah permpuan yang sempat tertidur selama tiga belas hari tersebut.
"Kami memeriksa kesehatan Echa secara fisik melakukan pengecekan pada tanda-tanda vital Echa. Hasilnya normal, tekanan darah 100 per 70 , detak jantungnya normal, 82 permenit dan pernapasannya 18 permenit. Kemungkinan ini bukan fisik," terang Rafiie.
Ia mengatakan saat ini kondisi Echa layaknya orang tidur pada umumnya.
Dikunjungi Guru
Bersamaan itu, di ruang kamar Echa, ia juga dijenguk oleh tiga guru sekolahnya di SMPN 15 Banjarmasin, yaitu Kepala SMPN 15 Banjarmasin, Mirna Hartati Lani dan dua orang guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) SMPN 15 Banjarmasin.
Melihat kondisi Echa, Mirna pun ikut prihatin. Ia mengatakan namanya sakit memang tidak bisa menolak. Sebagai seorang kepala sekolah, ia mengatakan pihaknya selalu mendoakan agar Echa sembuh, sehat dan bisa kembali bersekolah.
"Kadang kami merindukannya juga, soalnya anaknya kalo di sekolah aktif dan dekat pada guru," ucap Mirna.
Sementara itu terkait sekolah Echa kedepannya, ia pun mengatakan akan mengkonsultasikan ke Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, utamanya untuk kenaikan kelas siswi berusia 13 tahun tersebut.
Ia juga berharap semoga Echa bisa mengikuti ujian sekolah pada Desember nanti. Ketika Echa sembuh nanti, ia pun berucap, Echa tetap akan sekolah di SMPN 15 Banjarmasin itu.