TRIBUNNEWS.COM - Tantrum adalah bentuk protes anak karena tak mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Emosi mereka tak terkontrol, intens, dan meledak-ledak.
Pada saat itu, orang tua diharapkan bisa menenangkan anak.
"Itu yang pertama. Dan yang kedua, membantu anak ini supaya bisa menyalurkan emosi dengan tepat. Kalau tidak diajarkan, besok akan berkelanjutan," ucap psikolog Elizabeth Santosa dalam acara Opini di Kompas TV.
Ia mengatakan tantrum merupakan hal wajar dialami anak berusia 0 sampai 3 tahun.
"Tapi, kalau kita tak bisa menangani tantrum anak, ya akan berkelanjutan. Harusnya SD itu sudah bisa kendalikan emosinya secara baik, tapi malah berkelanjutan terus. Kalau minta apa-apa tantrum," lanjutnya.
Menurutnya, ada orang tua yang salah kaprah menghadapi anak yang mengalami tantrum.
"Mereka bilangnya, oh anak tantrum dicuekin, bukan dicuekin. Kalau dicuekin kan penelantaran ya, tapi ini dikeluarkan emosinya sampai habis, setelah habis baru diajak ngomong," terangnya.(*)