TRIBUNNEWS.COM - Bagaimana kaitan antara air mata dan suasana emosi manusia?
Mengapa wanita lebih banyak dan lebih mudah menangis daripada pria?
William Frey, seorang ahli biokimia dan direktur Dry Eye and Tears Research Center di Mineapolis (AS) telah meneliti hal ihwal air mata ini selama 15 tahun dan menulis hasilnya dalam buku berjudul Crying: The Mystery of Tears.
Orang biasanya merasa lebih baik atau lega setelah menangis.
Hal ini mungkin disebabkan oleh keluarnya zat-zat kimia yang terbentuk selama stres emosional, melalui air mata.
Frey menemukan bahwa kelenjar air mata mengkonsentrasikan dan mengeluarkan mangan (Mn) dari tubuh.
Konsentrasi mangan, mineral yang terlibat dalam perubahan suasana hati (mood), ternyata 30 kali lebih besar daripada dalam serum darah.
Selain itu, ada perbedaan antara air mata iritasi dan air mata emosional.
Air mata emosional mengandung protein 24% lebih tinggi daripada air mata iritasi.
Baik air mata iritasi maupun air mata emosional mengandung 3 senyawa kimia yang diketahui dihasilkan tubuh selama stres:
Leusin-enkephalin, suatu endorfin (morfin endogen) yang berfungsi mengatur rasa sakit.
ACTH (adeokortikotropik), hormon yang dianggap sebagai indikator terjadinya stres.
Prolaktin, hormon yang meningkatkan produksi air mata, juga berfungsi mengatur produksi air susu.
Kadar prolaktin dalam serum darah wanita dewasa ternyata mendekati 60% lebih tinggi daripada pria.
Data ini dapat membantu menerangkan mengapa wanita lebih sering menangis (4 kali lebih sering) daripada pria.
Dalam penelitian ini, 85% responden wanita dan 73% responden pria merasa lebih baik setelah menangis.
Dari sini Frey menarik kesimpulan bahwa secara fisik maupun psikologis, menahan tangis itu tidak baik.
Tampak nyata bahwa tangisan emosional memainkan peranan penting dalam kemampuan seseorang mentoleransi stres.
Jadi, menangislah kalau memang Anda ingin menangis. Sebab, menangis itu sehat! (Yohannes Sutasurya/Intisari-Online.com)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 1992)