News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengganti Abothyl, Ini Obat Sariawan yang Aman Versi BPOM

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sariawan pada mulut adalah luka terbuka di dalam mulut yang bisa menimbulkan rasa nyeri terutama pada saat mulut digerakan. Salah satu penyebab sariawan diantaranya adalah kekurangan konsumsi nutrisi zat besi seperti vitamin B12 dan vitamin C yang menyebabkan sariawan muncul. Sariawan merupakan salah satu gejala gangguan pencernaan dan sistem daya tahan yang mengalami penurunan. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyarankan masyarakat supaya mengganti penggunaan obat Albothyl untuk mengobati sariawan.

Obat pilihan lain yang dapat menggantikan Albothyl disampaikan melalui website BPOM, yaitu www.pom.go.id yang berisi Penjelasan BPOM RI Terkait Isu Keamanan Obat Mengandung Policresulen Cairan Obat Luar Konsentrat.

"Bagi masyarakat yang terbiasa menggunakan obat ini untuk mengatasi sariawan, dapat menggunakan obat pilihan lain yang mengandung benzydamine HCl, povidone iodine 1%, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C," tutur Humas BPOM, Nelly, dalam keterangannya, Jumat (16/2/2018).

Apabila sakit berlanjut, BPOM menyarankan masyarakat agar berkonsultasi dengan dokter atau apoteker di sarana pelayanan kesehatan terdekat.

Baca: Efek Samping Penggunaan Albothyl untuk Obati Sariawan, Ini Penjelasan Resmi BPOM

Menurut BPOM, bagi profesional kesehatan yang menerima keluhan dari masyarakat terkait efek samping penggunaan obat dengan kandungan policresulen atau penggunaan obat lainnya, dapat melaporkan kepada BPOM melalui website: www.e-meso.pom.go.id.

Selain itu, BPOM RI juga mengajak masyarakat untuk selalu membaca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum digunakan, dan menyimpan obat tersebut dengan benar sesuai yang tertera pada kemasan.

"Ingat selalu CEK KLIK (Cek Kemasan, informasi pada Label, Izin Edar, Kedaluwarsa). Masyarakat dihimbau untuk tidak mudah terprovokasi isu-isu terkait obat dan makanan yang beredar melalui media sosial," jelas keterangan BPOM.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi contact center HALO BPOM di nomor telepon 1-500-533, SMS 0-8121-9999-533, e-mail halobpom@pom.go.id, atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk sementara membekukan izin edar Albothyl dalam bentuk cairan obat luar konsentrat. Penggunaan obat tersebut menimbulkan efek samping hingga menyebabkan infeksi.

Informasi mengenai isu keamanan Albothyl disampaikan melalui website BPOM www.pom.go.idyang berisi Penjelasan BPOM RI Terkait Isu Keamanan Obat Mengandung Policresulen Cairan Obat Luar Konsentrat.

Obat sariawan Albothyl (nakita)

Selama dua tahun terakhir, BPOM RI menerima 38 laporan dari profesional kesehatan yang menerima pasien dengan keluhan efek samping obat Albothyl untuk pengobatan sariawan, diantaranya efek samping serius yaitu sariawan yang membesar dan berlubang hingga menyebabkan infeksi (noma like lession,-red).

BPOM RI bersama ahli farmakologi dari universitas dan klinisi dari asosiasi profesi terkait telah melakukan pengkajian aspek keamanan obat yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat.

Setelah melakukan kajian diputuskan tidak boleh digunakan sebagai hemostatik dan antiseptik pada saat pembedahan serta penggunaan pada kulit (dermatologi); telinga, hidung dan tenggorokan (THT); sariawan (stomatitis aftosa); dan gigi (odontologi).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini