TRIBUNNEWS.COM - Selalu ada alasan bagi kelompok antivaksin untuk membenarkan sikapnya. Yang paling sering diungkapkan adalah anak-anak mereka tetap sehat walau tidak pernah mendapat vaksin sejak bayi.
"Saya juga pernah datang ke sebuah diskusi dengan ibu-ibu antivaksin. Ada seorang ibu yang membawa bayinya untuk dipamerkan kalau keenam anak-anaknya tidak divaksin tapi tetap sehat," kata Prof.dr. Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A(K), dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ia menjelaskan, semakin banyak anak-anak yang mendapat imunisasi secara lengkap, maka anak yang tidak divaksin pun akan terlindungi dari penyakit.
"Itu namanya herd immunity atau kekebalan komunitas," ujar Sri.
Baca: Cara Alami Lenyapkan Bau Badan Tanpa Deodoran
Baca: Yang Harus Diketahui Seorang Ibu yang Sedang Hamil Anak Kembar
Baca: Makanan untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Murah dan Gampang Dicari
Baca: Jalani Sidang Pakai Busana Warna-warni, Rita Widyasari Serasa Mau ke Pantai
Herd immunity hanya dapat tercapai jika cakupan imunisasinya tinggi dan merata. Faktanya, di Indonesia cakupan imunisasi di beberapa daerah masih rendah.
Tak mengherankan jika dalam beberapa tahun terakhir beberapa penyakit kembali mewabah.
Sri mengatakan, ada banyak faktor yang membuat cakupan imunisasi rendah. Satu di antaranya adalah menyebarnya pandangan antivaksin, baik yang karena alasan agama atau hanya ikut-ikutan saja.
"Pandangan itu disebarkan melalui media sosial dan dipercaya banyak orang. Mereka sangat pintar memutar balikkan fakta," kata Ketua Indonesian Techinal Advisory Group on Immunization (ITAGI) ini.
Ditambahkan oleh Dr.dr.Hindra Irawan Satari SpA(K), kampanye soal manfaat vaksin memang harus terus diulang.
“Kita harus terus konsisten. Jangan malas dan bosan, karena itulah yang ditunggu oleh kelompok antivaksin,” tandas Hinki.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Diimunisasi, Mengapa Ada Anak yang Tetap Sehat?"