TRIBUNNEWS.COM – Penyakit mata merupakan salah satu gangguan kesehatan yang mudah menular.
Biasanya, penularannya melalui media yang secara sengaja atau tidak tersentuh oleh penderita.
Misalnya, penderita mengucek mata kemudian bersalaman dengan orang lain.
Akibatnya, orang tersebut bisa tertular penyakit mata pula.
Walaupun mudah menular, penyakit mata bisa dicegah.
Caranya dengan memisahkan peralatan atau perlengkapan sehari-hari dengan penderita, seperti handuk, selimut, atau pakaian.
Sebagai penanganan pertama, secara alamiah, mata sebenarnya punya mekanisme mengatasi masalahnya sendiri.
Contohnya, debu yang masuk dan membuat mata kelilipan akan keluar dengan hanya mengedipkan mata berulang kali.
Baru kalau cara itu tidak mempan dan mata tetap merah, maka yang pertama bisa dilakukan adalah menganjurkan anak untuk beristirahat dan tidak keluar rumah sementara waktu demi menghindari parahnya peradangan di mata.
Obat tetes mata yang dijual bebas boleh digunakan, tapi jika setelah tiga kali pemakaian mata tak menunjukkan gejala membaik maka perlu segera memeriksakan diri ke dokter mata.
Ingat, obat tetes mata tak boleh digunakan dalam jangka panjang karena justru dapat menimbulkan peradangan/iritasi yang berkelanjutan.
Obat tetes mata menggunakan bahan kimia yang bersifat asam sehingga cenderung menimbulkan rasa pedih di mata.
Fungsinya juga sebenarnya untuk mengurangi iritasi akibat debu atau angin.
Namun, sakit mata karena infeksi akibat virus atau bakteri tidak bisa hanya diatasi dengan obat tetes namun perlu penanganan yang lebih komprehensif oleh dokter mata.
Yang perlu diketahui, penyakit mata sangat beragam jenisnya dan tidak semuanya merupakan penyakit menular.
Penyakit mata yang bisa menular hanyalah yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, sedangkan yang disebabkan alergi tidak akan menular.
Upaya penyembuhan sakit mata akibat alergi bisa dilakukan dengan pengobatan rutin dan menjaga mata agar bebas dari sumber-sumber peemicu seperti debu, bulu, asap, dan lainnya.(*)