Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ramadan segera tiba. Umat Muslim di dunia menjalankan ibadah puasa: tidak makan dan minum selama seharian.
Kondisi itu kadang membuat seseorang kalap saat berbuka. Dengan kata lain, makan berlebihan sehingga perut terasa sangat kenyang.
Hal itu tak dianjurkan. Sebab maag bisa saja menyerang akibat pola makan berlebih.
Assistant Brand Manager Mylanta, Dinda Parameswari memaparkan, studi internal Mylanta menemukan 63 persen sakit maag timbul karena pola makan. Di antaranya, makan tidak teratur, telat makan, dan makan sembarangan.
Ia mengatakannya dalam konferensi pers di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (15/5/2015).
"Biasanya perut kosong, lalu lapar mata pesan apa saja yang terlihat. Ini yang berbahaya," lanjutnya.
Selain itu, membeli makanan buka puasa yang terlalu banyak dapat menimbulkan food waste atau makanan sisa yang terbuang.
Dinas DKI Jakarta pada 2016 mengungkapkan, adanya peningkatan volume sampah sebesar 10 persen pada 10 hari pertama Ramadhan.
Melihat kondisi itu, Mylanta mengadakan kampanye #MakanBijak untuk mengajak masyarakat konsumsi makanan tidak berlebih, serta berbagi dengan sesama.
Perusahaan penghasil obat sakit maag itu membuka gerai di Eat&Eat untuk menyediakan kotak makan bagi masyarakat yang ingin membungkus makanannya.
"Ayo kita bantu kurangi sampah makanan. Makan secara bijak juga baik bagi kesehatan perut, pencernaan kita bisa lebih terjaga dan nyaman ketika berpuasa," ucapnya.(*)