Kandungan polisulfida pada bawang putih mentah terbukti mampu mengendalikan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Menurut sebuah jurnal ilmiah Maturitas, polisulfida akan membantu melegakan dan membuka pembuluh darah supaya tidak mendapat tekanan yang terlalu besar. Tak heran jika makan bawang putih mentah selama tiga bulan ternyata bisa menurunkan tekanan darah hingga 10 mmHg.
4. Mencegah penyakit jantung
Kabar baik datang dari sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition. Dalam penelitian tersebut, diungkapkan bahwa bawang putih mentah bisa membantu mengurangi penumpukan plak pada arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang memompa darah ke jantung.
Makan bawang putih mentah secara rutin juga manjur untuk mencegah pembentukan dan penumpukan plak pada arteri koroner. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi Anda yang memiliki berbagai jenis gangguan pada jantung dan sistem metabolisme.
5. Meredakan infeksi, radang, dan pilek
Berbagi penyakit yang cukup umum ternyata bisa diredakan dengan bantuan bawang putih mentah yang kaya akan allicin. Senyawa aktif allicin yang terdapat pada bawang putih memiliki fungsi antivirus, antimikroba, dan antijamur yang ampuh membunuh berbagai organisme yang bisa menyebabkan penyakit.
Sebuah studi dalam jurnal Advances in Therapy membuktikan bahwa makan bawang putih mentah di musim flu bisa meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus mencegah penyakit tersebut.
6. Mengatasi rambut rontok
Siapa sangka mengonsumsi bawang putih mentah bisa mengatasi masalah rambut rontok yang sudah sangat mengganggu? Alopecia atau kebotakan disebabkan oleh penyakit autoimun dan bawang putih mentah bisa memperkuat dan mendorong pertumbuhan rambut di kulit kepala. Beberapa orang bahkan mengoleskan gel bawang putih di kepala untuk mencegah kebotakan.
7. Menjaga kesehatan otak
Berbagai gangguan yang menyerang otak seperti penyakit Alzheimer dan dementia rupanya bisa dicegah dengan makan bawang putih mentah. Penelitian terbaru dalam Journal of Neurochemistry membuktikkan bahwa kandungan S-allyl-L-cysteine (SAC) dan antioksidan yang terdapat pada bawang putih mampu menjaga otak dari berbagai kerusakan kognitif. Unsur kimia tersebut bertugas untuk mencegah penumpukan plak atau zat berbahaya pada sistem saraf pusat.