TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semua orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi sang buah hati.
Namun, masih banyak orang tua yang mengikuti saran dari orang lain, hanya karena disebut bagus untuk si kecil.
Hati-hati, Anda tak boleh sembarangan percaya informasi yang beredar karena bisa jadi hal itu hanya sekadar mitos, misalnya memberikan air kelapa bisa memutihkan kulit bayi. Sebaiknya, cek fakta-fakta yang telah terbukti secara medis.
Apa saja mitos-mitos terkait perawatan kulit bayi? Berikut ulasannya:
1. Penggunaan sabun antiseptik untuk bayi
Sabun antiseptik memang bisa mengurangi risiko timbulnya kuman penyebab penyakit. Namun, ternyata dokter tak menyarankan penggunaan sabun ini untuk bayi, apalagi bila dilakukan dalam frekuensi yang sering.
Dermatologis dari Bamed Health Care, Matahari Arsy mengatakan sabun antiseptik berisiko menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
"Senyawa kimia feno atau kresol tidak dianjurkan untuk kulit anak yang rentan iritasi. Penggunaan yang rutin tidak baik, jadi sesekali saja saat anak memang bermain di tempat kotor misalnya," ujarnya saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
Arsy menyarankan sebaiknya pilihlah sabun bayi ringan dengan pH kulit netral (5,5) tanpa menggunakan pewangi atau alkohol.
2. Sering Mencuci Tangan si Kecil
Orang tua seringkali khawatir ketika si kecil bermain di luar, dikarenakan akan adanya kuman dan bakteri yang menempel khususnya di tangan. Akibatnya, mereka mencuci tangan anaknya sesering mungkin.
Kebiasaan ini perlu Anda tinggalkan. Arsy menjelaskan mencuci tangan terlalu sering dapat merusak barie kulit bayi.
"Bakteri itu ada juga yang tak berbahaya, jadi tidak perlu dicuci terus. Paling maksimal tiga kali sehari," jelasnya.
3. Pengolesan Minyak Zaitun/Kelapa
Minyak oles memang membantu melembutkan kulit bayi, terutama saat sang ibu sedang menstimulasi atau memijat buah hatinya. Tapi, Anda perlu memerhatikan jenis minyak yang digunakan.
Penelitian membuktikan minyak zaitun tidak baik untuk kulit bayi karena bisa meningkatkan risiko kerusakan kulit bayi.
"Penggunaan jenis minyak yang tak tepat bisa sebabkan iritasi, kekeringan kulit, hingga eksim atau peradangan pada kulit bayi. Lebih baik pilih minyak oles khusus bayi atau baby oil," tutur Arsy.
4. Penggunaan Bedak Tabur Bayi
Arsy mengatakan, sejumlah penelitian menemukan baby powder atau bedak tabur lebih banyak memberikan efek buruk ketika digunakan pada bayi di bawah usia satu tahun.
Hal ini karena partikel pada bedak tabur berbahaya saat terhirup oleh si kecil.
"Banyak kasus anak mengalami gangguan pernapasan karena menghirup itu. Hindarilah mengaplikasilan pada bagian leher, dada apalagi wajah," katanya.
Menurutnya, anak tak perlu diberikan bedak tabur ketika berkeringat atau ada ruam atau infeksi pada area popok. "Jika memang berkeringat yang tak berlebihan, saran saya pakai pelembab saja. Itu lebih baik untuk kulit bayi," ujarnya.
5. Penggunaan Tisu Basah
Arsy mengantuk, wet wipes atau tisu bayi secara struktur memang lebih baik dibandingkan kain handuk atau kapas bundar.
Meski begitu, penggunaannya tidak boleh terlalu sering sebab ada kandungan pada sebagian produk tisu basah yang berbahaya untuk kulit bayi.
"Terkadang kita pilih saja tisu basah untuk anak karena gambar kemasannya ada bayi. Padahal itu mengandung pewangi dan alkohol yang bisa sebabkan iritasi pada kulit bayi yang sensitif," katanya.
Arsy menyarankan hanya gunakan tisu basah di waktu-waktu tertentu saja, misalnya saat berpergian. Bila di rumah, Anda disarankan mengelap si kecil menggunakan handuk atau kapas dengan cara ditepuk-tepuk.