TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat kerap mengaitkan cara jalan perempuan dengan status keperawanannya.
Konon, perempuan yang terlihat mengangkang saat berjalan berarti sudah tidak perawan.
Hal tersebut dibantah oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Grace Valentine.
Pasalnya, cara berjalan tidak ada hubungan sama sekali dengan keperawanan seorang wanita.
Yang membentuk gaya berjalan seseorang adalah perkembangan fisik.
Grace berkata bahwa keperawanan dilihat dari hubungan intim perempuan tersebut.
Perempuan yang mulanya belum pernah berhubungan intim lantas melakukannya untuk yang pertama kali barulah dinyatakan telah hilang keperawanan.
Dokter Menjelaskan “Konsep yang dapat digunakan di sini adalah keperawanan hilang saat seseorang melakukan hubungan intim,” ujarnya.
20 Latihan Soal Matematika Kelas 5 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka & Kunci Jawaban, Keliling Bangun Datar
Download Modul Ajar Serta RPP Seni Rupa Kelas 1 dan 2 Kurikulum Merdeka Lengkap Link Download Materi
Baca: Benarkah Warna Oli yang Beragam Menentukan Kualitasnya?
Hubungan intim tersebut kerap menyebabkan selaput dara pada wanita menjadi robek. Himen atau selaput dara adalah lapisan tipis di dekat bukaan vagina.
Membran ini bagian tengahnya bolong, sebagai jalan untuk haid keluar. Karena tipis, selaput dara cenderung mudah robek saat berhubungan seksual.
Ketika himen rusak, perempuan bisa saja mengalami perdarahan dan rasa sakit. Sebab, himen berisi banyak pembuluh darah.
Namun, himen juga dapat robek tanpa disertai rasa sakit ataupun perdarahan, tergantung kekuatan pembuluh darah. Kendati demikian, robeknya himen bukan tanda mutlak keperawanan perempuan.
Baca Juga: DN Aidit ketika Diwawancarai Intisari Maret 1964: Banyak Minum Air Putih, Rokok, dan Secangkir Kopi Pahit
Sebab, memang ada perempuan yang tidak dilengkapi himen pada vaginanya. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa membuat selaput dara perempuan robek meski belum pernah aktif secara seksual.