TRIBUNNEWS.COM - Kanker serviks merupakan penyakit yang menjadi momok bagi banyak orang.
Bagaimana tidak, kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus), terutama tipe 16 dan 18, ini biasanya tidak menunjukkan gejala atau keluhan pada tahap awal.
Gejala atau keluhan tersebut biasanya baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium 2 atau lebih.
Keputihan yang berulang meski telah diobati, juga postcoital bleeding (pendarahan pasca senggama), kerap menjadi gejala yang dirasakan.
Meski begitu, bukan berarti kanker ini tidak bisa yang dihindari.
Penyebab dan kehadiran kanker serviks dapat dideteksi.
Terlebih, kanker ini termasuk yang slow-growing.
Selain itu, sejak aktif berhubungan seksual, pemeriksaan setiap tahun diperelukan untuk memantau kondisi organ kewanitaan.
Saat ini, terdapat beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi pra-kanker seperti melansir dari Healthline.
1. IVA
IVA merupakan metode pemeriksaan yang paling mudah, murah, mampu dilakukan di Indonesia.
Mulut rahim dibalur dengan asam cuka (25%), kemudian reaksi yang terjadi reaksi dianalisa.
2. Papsmear
Tes ini dilakukan dengan pengambilan contoh sel dari lapisan epitel serviks, yang akan tampak tidak normal bila terjadi perubahan karena infeksi HPV.