Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menutup acara 'Konferensi Internasional Antar Kementerian Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular' yang dihadiri puluhan negara, Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Nofrizal menyampaikan poin penting terkait agenda tersebut.
Dalam pidatonya pada hari terakhir konferensi tersebut, ia memaparkan bahwa perwujudan agenda Sustainable Development Goals (SDG) menjadi fokus pembahasan dengan negara-negara mitra.
Ia menambahkan, pertukaran informasi, pengalaman serta ide menjadi hal yang sangat penting bagi negara peserta konferensi untuk bisa membawa pulang dan menerapkan hasil pembahasan itu di negara masing-masing.
"Setelah konferensi ini, yang bisa kita lakukan adalah bekerjasama dalam rangka SDG dan menjunjung tinggi hak-hak tiap manusia, bisa memilih apa yang bisa kami ambil dari rekan-rekan di sini," ujar Nofrizal, dalam pidatonya di acara yang digelar di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali, Kamis sore (20/9/2018).
Dalam konferensi yang digelar selama tiga hari yakni 18 hingga 20 September itu, 'Bali Call for Action' dipilih sebagai nama program untuk agenda tersebut.
Dalam program itu, kata Nofrizal, ada banyak pemangku kepentingan dari 60 negara yang berfokus dalam upaya penyelesaian mengenai isu kependudukan yang juga menjadi concern BKKBN.
Menurutnya, permasalahan mengenai populasi memang menjadi prioritas banyak negara, tidak hanya negara yang menjadi mitra dalam konferensi tersebut, namun juga mitra global.
"Dan menyoroti Bali Call for Action, di mana ada 60 negara pendukung dengan pemangku kepentingannya untuk mewujudkan isu-isu terkait kependudukan dan menangani isu-isu yang diprioritaskan di negara-negara ini dan negara mitra global," jelas Nofrizal.
Oleh karena itu ia mengajak para mitra global untuk bisa berkolaborasi juga dengan negara Selatan lainnya untuk mengupayakan solusi dalam isu kesetaraan gender dan membangun populasi yang ideal melalui pemutakhiran teknologi alat kontrasepsi.
"Kami ingin mengundang anda (mitra global) untuk bisa berbagi juga dengan negara Selatan, di mana ada kesetaraan gender dan pemutakhiran teknologi kotraseptis," tegas Nofrizal.
Dalam konferensi yang turut dihadiri oleh banyak negara dari benua Afrika itu, Nofrizal juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah dibangun dengan Filipina.
Pemerintah melalui BKKBN memang baru saja menandatangi nota kesepahaman (MoU) dengan Filipina terkait program Keluarga Berencana (KB) yang akan didorong untuk kawasan Selatan negara beribukota Manila itu.
"Kami juga ingin ucapkan terima kasih untuk Filipina untuk terus bekerjasama dengan komitmen kita dan mewujudkan kolaborasi," kata Nofrizal.
Lebih lanjut ia berharap agar para peserta konferensi bisa membawa hasil positif saat kembali ke negara masing-masing.
Nofrizal kembali menekankan harapannya agar hasil diskusi, pertukaran pengalaman dan ide yang telah dilakukan selama tiga hari dan dimasukkan dalam poin-poin untuk 'Bali Call for Action' itu bisa segera terealisasikan.
"Saya ingin seluruh peserta pulang ke negara masing-masing (untuk merealisasikan) ilmu yang didapat selama 3 hari di sini, mengidentifikasi kapasitas dan mewujudkan rekomendasi aksi dari Bali Call for Action," pungkas Nofrizal.
Sebelumnya, Konferensi Internasional Antar Kementerian Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular' itu dibuka oleh Menkes RI Nila F Moeloek dan dihadiri pula oleh Plt BKKBN Sigit Priohutomo pada 18 September lalu.
Perhelatan Konferensi Internasional Antar Kementerian Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular' itu merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah Indonesia melalui BKKBN dengan United Nations Population Fund (UNFPA) dan Partners in Population and Development (PPD) untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG) 2030.
Terselenggaranya konferensi itu juga melibatkan peran pemerintah daerah provinsi Bali.