Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Kemendukbangga/BKKBN, dr. Irma Ardiana, MAPS mengatakan, otak anak yang stunting masih bisa berkembang sampai usia 20 tahun.
Namun perkembangannya tidak secepat saat sejak kandungan sampai usia dua tahun atau HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Baca juga: Protein: Kunci Nutrisi Hebat untuk Tumbuh Kembang Anak Bebas Stunting
"Tapi memang sudah mengalami penurunan dibandingkan 1000 HPK. Otak terus berkembang sampai usia 20 tahun. Makanya, ada konsep bukan lagi 1000 HPK, tetapi 1000 ditambah 7000, menjadi 8000 HPK, Kenapa? Karena kalau dari tinggi badan anak-anak, 50 persen pesatnya di usia lima tahun," ujarnya di Kantor BKKBN Pusat, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Ia menjelaskan, pertumbuhan tinggi memang pesat di lima tahun pertama, namun ketika masa pubertas anak akan mengalami growth spurt.
Karena itu, otak dan tinggi anak stunting masih bisa diselamatkan.
Baca juga: Tantangan Penurunan Stunting di Indonesia dan Pentingnya Edukasi Gizi
"Dengan teori 8000 HPK, pertanyaannya otaknya masih bisa diselamatkan tidak? Jawabnya masih. Tingginya masih bisa dikejar tidak? Jawabnya masih. Walau dia tidak sama dengan anak yang normal. Namun masih ada potensi dia untuk tumbuh dan berkembang, namanya catch up growth. Catch up growth itu adalah ketika dia memang by definisi penegakan diagnosis oleh dokter, selanjutnya perlu distimulasi kuat,” ujar dia.
Dalam sebuah jurnal, di Jamaika anak-anak dengan stunting selain diberikan intervensi lewat makanan bergizi, anak-anak juga diberikan stimulasi.
Hasilnya menunjukkan perkembangan yang baik.
“Dibandingkan hanya diberikan makanan. Karena masih ada potensi perkembangan otak bagi si anak ketika diberikan terus stimulasi. Dan itu klop dengan teori bahwa sebenarnya masih bisa yang namanya perkembangan anak itu disimulasi terus bahkan sampai usia hampir 20 tahun,” ujar dr Irma.
Di kesempatan yang sama, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) bersama Koalisi Nasional PAUD-HI melakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama tentang Pelaksanaan Program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI).
Kerjasama ini diharapkan akan mempererat hubungan antara kedua pihak dalam meningkatkan kualitas layanan PAUD yang inklusif, serta mendukung kesejahteraan anak Indonesia.