TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu yang lalu, Ahmad Dhani dirundung kabar duka soal tragedi anaknya.
Al Ghazali pingsan dan mengalami kecelakaan di kawasan Condet, Jakarta Timur.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (18/9/2018) lalu, Kasat Lantas Jakarta Timur AKBP Sutimin, mengakui belum menerima laporan kecelakaan apapun.
Selanjutnya, Ahmad Dhani sendiri mengungkap kronologi dan apa yang sebenarnya terjadi pada Al Ghazali.
Dhani mengatakan bahwa Al yang mengendarai mobil akan pergi ke rumah ibunya, Maia Estianty.
Ia pergi berdua dengan temannya. Al mengemudi dari arah Condet menuju ke Cililitan, Jakarta Timur.
Al Ghazali disebutkan oleh Ahmad Dhani pingsan.
Saat kejadian berlangsung, kata Dhani, Al lalu ditolong oleh teman sebelahnya.
Warga setempat ikut membantu.
Al yang sadar langsung mengabarinya.
Sempat ada desas-desus yang mencuat bahwa Al Ghazali mengalami mabuk pasca meminum alkohol.
Hal itu dibantah oleh Dhani. "Itu isu," ujar Dhani dikutip dari Kompas.com, Selasa (18/9/2018).
"Al yang katanya terpengaruh alkohol itu hanya isu," lanjut Dhani.
Lebih lanjut, Dhani akhirnya mengungkap penyebab kecelakaan anaknya.
Al Ghazali disebutkan Dhani pingsan karena pengaruh obat yang dikonsumsinya sebelum mengendarai mobil.
"Al itu kena EMM. Itu penyakit keracunan obat, ada beberapa obat yang tidak bisa dikonsumsi," ujar Dhani.
Dhani juga sempat berujar bahwa penyakit yang diderita Al Ghazali itu adalah penyakit bawaan darinya.
Dhani mengatakan, bahwa Al mengidap EMM lantaran keturunan.
Ia mengaku menderita penyakit itu ketika berusia 20 tahunan.
"Kan bundanya juga berpengalaman dengan saya. Pas saya umur 20-an kan kena penyakit itu," kata Dhani.
Namun, tingkat keparahan penyakit Dhani dan Al berbeda.
Menurut Dhani, EMM yang diidap Al lebih parah ketimbang dirinya dulu.
"Jadi yang diserang itu mohon maaf ya, kelamin. Dan Al bibir juga kena. Kalau saya yang diserang kelamin aja. Jadi kalau diserang penyakit itu harus istirahat," kata Dhani Senin (24/9/2018).
Gejala dan Penyebab
Apa sebenarnya EM atau yang biasa disebut erythema multiforme (EM)? Berikut lebih jelasnya.
Dikutip dari Hellosehat.com, penyakit ini benar-benar bisa menyerang siapa saja yang sedang dalam kondisi tidak fit.
Erythema Multiforme (EM) adalah reaksi kulit yang dipicu oleh infeksi atau penggunaan obat-obatan tertentu.
Namun, ada jenis erythema multiforme yang lebih langka dan berakibat parah yang bisa membahayakan nyawa.
Erythema multiforme mayor (EMM) ini biasanya memengaruhi mulut, alat kelamin, dan mata.
Erythema multiforme bukanlah penyakit menular.
Dhani juga mengatakan, Al rupanya meminum obat sebelum mengendarai mobil.
Dikutip dari Kompas.com, Al tidak hanya meminum satu tablet, melainkan sampai lima tablet.
Hasil riset sebuah studi menyatakan bahwa EM mungkin bisa semakin parah tapi terjadi dengan kemungkinan 1: 1.500 laki-laki di dunia.
Hellosehat.com juga membeberkan tanda dan pencegahan serta pengobatan penyakit ini.
Gejala
Gejala Erythema Multiforme yang paling umum termasuk:
Demam Rasa tidak enak badan, Kulit gatal, Persendian terasa ngilu, Lesi kulit yang timbul-tenggelam; menyebar; dapat berbentuk seperti bintil, jerawat kecil, atau biduran; bintil dapat memiliki mata yang dikelilingi lingkaran berwarna merah.
Tanda dan gejala lainnya termasuk:
Mata merah, Mata kering, Mata terasa gatal, terbakar, mengeluarkan cairan, Rasa sakit dalam mulut, Gangguan penglihatan.
Penyebab Erythema Multiforme
Kebanyakan kasus erythema multiforme tidak dapat diketahui penyebabnya.
Namun, beberapa kasus diakibatkan oleh reaksi infeksi (virus herpes simplex atau mycoplasma bacteria) atau obat-obatan tertentu, misalnya:
Antibiotik (sulfonamide, tetracycline, amoxicillin, dan ampicillin)
NSAID, seperti ibuprofen
Antikejang (untuk mengobati epilepsi), seperti phenytoin dan barbiturate
Pengobatan dan Pencegahan
EM (Erythema Multiforme) juga bisa diobati dengan langkah-langkah yang benar.
Pengobatan dilakukan untuk mengendalikan penyakit yang mendasarinya; mencegah infeksi; dan mengobati gejalanya.
Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghentikan obat-obatan yang dicurigai memicu gejalanya.
Jangan menghentikan dosis tanpa sepengetahuan dokter.
Pengobatan untuk erythema multiforme stadium ringan meliputi:
Resep antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.
Kompres dingin pada kulit yang bermasalah.
Resep obat antivirus jika penyebabnya adalah herpes simplex.
Obat pereda nyeri nonresep seperti paracetamol untuk meredakan demam dan rasa nyeri.
Anestesi lokal (terutama untuk sariawan di mulut) untuk meredakan rasa nyeri yang mungkin muncul saat makan atau minum.
Pengobatan untuk kasus erythema multiforme yang parah bisa langsung dilakukan di rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter spesialis. (TribunJatim/Ignatia