News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Derita ROP, Penyakit Langka yang Bisa Sebabkan Kebutaan, Anak Cynthia Lamusu Harus Pakai Kacamata

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak Cynthia Lamusu dan Surya Saputra, Artharva Bimasena Saputra menderita Retinopati Prematuritas (ROP).

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ramai kabar anak Cynthia Lamusu dan Surya Saputra, Artharva Bimasena Saputra menderita Retinopati Prematuritas (ROP).

Anak Laki-laki Cynthia Lamusu yang akrab disapa Bima ini divonis mengalami Retinopati Prematuritas (ROP) karena lahir prematur di usia kandungan 33 minggu.

Gangguan mata yang diderita anak laki-laki Cynthia Lamusu ini bisa memberikan beberapa dampak buruk jika tak segera ditangani, paling parah adalah kebutaan.

Melalui instagramnya, Cynthia Lamusu pernah berbagi informasi tentang Retinopati Prematuritas (ROP) Bima yang termasuk penyakit langka dan bisa berkembang cepat.

Beruntungnya, Bima terdiagnosa Retinopati Prematuritas (ROP) sejak melalui proses screening setelah lahir sehingga cepat ditangani oleh dokter mata.

Hasilnya, ada reaksi baik dari mata Bima.

Karena ROP pula, Cynthia Lamusu ini harus mengenakan kacamata sejak dini, tepatnya usia 18 bulan.

Kasus gangguan mata anak Cynthia Lamusu ini lantas membuat publik tergugah dan mencari tahu penyakit langka ini.

Pada unggahannya Cynthia Lamusu mengatakan bayi yang berisiko mengalami ROP ini adalah bayi kelahiran prematur.
Tetapi, melansir dari Childrenhospital.org tidak semu bayi kelahiran prematur akan mengalami ROP seperti Bima.

Seorang bayi prematur bisa dikatakan menderita ROP seperti Bima harus melalui proses screening setelah lahir.

Selain berfungsi memperhatikan organ tubuhnya, dokter juga bisa melihat perkembangan fungsi dan masalah pada matanya.

Bahkan dalam iovs.arvojournals.org dari penelitian, tak hanya bayi kelahiran prematur saja yang berisiko alami ROP.

Bima, anak kembar Cynthia Lamusu menderita penyakit langka ROP dan harus pakai kacamata sejak kecil (Instagram/tatjanadanbima)

Walau pada dasarnya berisiko dialami bayi yang lahir dengan berat badan rendah.

Tidak menutup kemungkinan bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar atau normal akan mengalami penyakit langka ini.

ROP muncul karena pembuluh darah yang baru terbentuk di lapisan retina berhenti berkembang.

Akibatnya retina akan membentuk pembuluh darah baru yang abnormal dan sangat rentan membangkak hingga bocor atau pecah.

Karena itu, ketika hal tersebut terjadi bisa menyebabkan masalah mata yang serius.

Melansir dari webmd, adapun ciri anak yang berisiko alami Retinopati Prematuritas (ROP) yakni bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1250 gram dan lahir sebelum usia kehamilan 31 minggu.

"Retinopati Prematuritas atau Rop terjadi pada 50 persen bayi prematur dengan berat lahir kurang dari 1250 gram. 10 pesennya berkembang menjadi ROP stadium 3. Sedangman 90 persennya berlasung ringan dan tidak memerlukan pengobatan," jelas Dokter Reni, Spesialis Mata RSUD Dr Soetomo dikutip dari Tribunnews.com.

Selain melalui proses screening oleh tim medis, Moms juga bisa memperhatikan tanda yang kasat mata jika Si Kecil menderita ROP.

Bayi dengan ROP berat dapat memperlihatkan gerakan mata yang abnormal (nistagmus) dan pupil putih (leukocoria).

Namun, hal tersebut juga bisa merupakan tanda gangguan mata yang umum terjadi.

Sehingga lebih baik segera membawanya ke dokter spesialis mata jika menemukan tanda seperti itu pada mata anak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini