TRIBUNNEWS.COM - Mata adalah organ yang sangat penting. Jadi, apabila mata mengalami gangguan, pastinya akan sangat menganggu jalannya aktivitas kita sehari-hari.
dr. Rina La Distia Nora, perwakilan dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) mengatakan, beruntungnya 75 persen gangguan mata dapat dicegah.
Gangguan pada mata sendiri ada yang langsung dapat menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan yang tidak langsung menyebabkan kebutaan seperti mata lelah.
Mata lelah (Asthenopia) terjadi pada 75 persen hingga 90 persen orang yang bekerja di depan visual display terminal.
Gejala dari mata lelah ini di antaranya seperti nyeri pada lensa mata, mata berair, rasa terbakar atau panas, iritasi, nyeri kepala, pandangan ganda, dan pandangan buram.
Lalu apa penyebabnya?
Mata lelah sendiri disebabkan oleh 2 faktor, yakni internal dan eksternal. Pada internal, biasanya disebabkan oleh gangguan refraksi (gangguan penglihatan yang membutuhkan kacamata).
Gangguan refraksi ini seperti miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisma (silinder).
Selain itu juga disebabkan oleh membaca maupun menggunakan komputer atau visual display terminal (monitor) yang terlalu lama.
Mata sendiri memiliki otot yang mengatur besar kecilnya pupil dan tebal tipisnya lensa. Pada saat kita melihat jauh, lensa akan cenderung tipis tidak perlu mencembung.
Berbeda apabila kita melihat dekat, otot harus bekerja ekstra supaya lensa mencembung.
Jadi, apabila kita membaca atau menggunakan komputer dalam waktu lama, otot harus bekerja keras untuk mencembungkan lensa.
Begitu juga dengan paparan sinar pada layar yang membuat otot pupil harus menyesuaikan besar dan kecilnya sinar yang masuk.
"Pupil kan kalau dia terang itu perlu kerja otot juga. Tapi kalau misalnya dia gelap, dia berusaha membesar. Jadi itu yang bikin mata lama-lama lelah," papar dr. Rina.
Oleh sebab itu, penggunaan visual display terminal yang terlalu lama dapat mencetuskan kelelahan pada kedua otot tersebut.
Sedangkan penyebab eksternal dari mata lelah disebabkan oleh faktor lingkungan.
Seperti paparan sinar yang terlalu terang atau terlalu gelap, flicker dari lampu, lampu yang terlalu panas atau bekerja di bawah AC terus menerus (membuat mata kering), glare pada layar monitor (pantulan dari cahaya di monitor).
Selain itu, jika kita terlalu konsentransi di depan komputer, frekuensi berkedip juga akan mengalami penurunan.
Jika normal frekuensi berkedip bisa 15 kali per menit, tetapi begitu berkurang, frekuensi berkedip akan berkurang sepertiganya menjadi 5 kali semenit.
Jadi hal ini pula yang membuat air mata kita menguap dan mata menjadi kering.
Untuk itu kita perlu tahu apakah kita memiliki kelainan refraksi atau tidak dan lakukan 20-20 rules. 20-20 rules adalah mengistirahatkan mata minimal 20 detik setiap 20 menit. Caranya yakni melihat jauh minimal 6 meter.
Kita bisa lakukan mikro break seperti stretching yang berfungsi agar lensa kembali menipis dan makro break dengan istirahat dalam waktu lama sekitar 3-4 jam seperti makan siang, salat, dan aktivitas lainnya.
Sahabat NOVA juga bisa memberikan filter anti glare untuk menghindari pantulan cahaya ke layar komputer, seting kapasitas cahaya agar tidak terlalu terang, dan duduk dengan posisi yang baik.(*)