TRIBUNNEWS.COM - Pertumbuhan janin lambat pada ibu hamil juga dikenal sebagai pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR). Kondisi ini menandakan pertumbuhan lambat bayi selama kehamilan.
Dalam kondisi ini, ukuran bayi bisa lebih kecil dari ukuran rata-rata pada usia kehamilan. Penyebab kondisi ini multifaktor.
Penyebab yang cukup sering terjadi untuk diketahui ibu hamil ialah karena adanya gangguan kesehatan.
1. Preeklamsia
Selama kehamilan, kondisi tekanan darah sebaiknya terus-menerus dipantau. Anda harus mewaspadai preeklamsia atau disebut juga hipertensi selama kehamilan.
Tekanan darah yang meningkat ini menekan vena. Kondisi vena tersebut membatasi aliran darah ke plasenta, mengurangi pasokan oksigen dan suplemen yang cukup untuk janin, sehingga menyebabkan pertumbuhan janin lambat.
2. Kehamilan anak kembar
Pada beberapa kasus kehamilan kembar, perkembangan janin yang lambat adalah karena inefisiensi plasenta. Plasenta pada kondisi ini kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi lebih dari satu bayi.
IUGR terjadi pada 25-30% kehamilan kembar.
Selain itu, kemungkinan preeklamsia juga tinggi pada kehamilan kembar.
3. Infeksi
Setiap infeksi yang ditransfer dari ibu selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang lambat.
Beberapa jenis infeksi yang bisa meningkatkan kemungkinannya antara lain :
- Infeksi seperti sifilis atau infeksi bakteri menular seksual
- Toksoplasmosis atau infeksi parasit yang ditularkan terutama melalui daging yang belum dimasak
- Cytomegalovirus atau infeksi virus dengan dampak signifikan selama kehamilan karena kekebalan yang lebih lemah
- Rubella (campak Jerman) meningkatkan kemungkinan dari IUGR.
4. Tingkat cairan ketuban yang lebih rendah
Perlu cairan ketuban yang cukup dalam kantung agar perkembangan janin normal terjadi. Namun, tingkat cairan rendah (juga disebut sebagai oligohidramnion) dapat menyebabkan pembatasan pertumbuhan janin.
Berbagai faktor, termasuk kesehatan ibu, obat-obatan tertentu, dan sedikit pecahnya kantung amnion bisa menyebabkan kondisi ini.
5. Insufisiensi plasenta
Pada kondisi ini, plasenta tidak berfungsi dengan baik. Hal ini menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi yang tidak mencukupi bagi bayi dari induknya, menghasilkan pertumbuhan yang lambat.
6. Abnormalitas tali pusat
Tali pusat menghubungkan janin dengan plasenta. Organ satu ini berisi satu pembuluh darah umbilikalis dan dua arteri umbilical yang membawa darah janin.
Namun, jika hanya ada satu arteri di tali pusat, maka kelainan ini mengarah ke pembatasan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu Anda sebaiknya rutin berkonsultasi agar tidak terjadi berbagai kondisi yang telah disebutkan.(*)