TRIBUNNEWS.COM - Penelitian telah membuktikan, pola tidur yang buruk diketahui berpengaruh terhadap kesehatan yang buruk, seperti kenaikan berat badan, gangguan mental, dan peningkatan penyakit kronis.
Tetapi satu risiko yang mungkin kurang mendapat perhatian yaitu berisiko meningkatnya kerentanan terhadap jatuh dan patah tulang.
Dalam sebuah studi baru dari University of Pittsburgh, tidur lebih lama aaupun kurang tidur dikaitkan dengan 25% kemungkinan peningkatan mengalami jatuh berulang.
Jatuh berulang menggambarkan dua atau lebih jatuh yang terjadi dalam periode enam bulan.
Pakar kesehatan percaya ini harus dievaluasi karena bisa menunjukkan masalah mendasar, terutama dalam kasus orang lanjut usia.
Baca: Gangguan Mental Selena Gomez Langsung Hilang Setelah Pemotretan Olahraga
Sesuai pedoman, para ahli menyarankan orang dewasa yang sehat untuk mendapatkan antara 7 hingga 8 jam tidur per malam.
Tim peneliti memutuskan untuk membandingkan perempuan yang mengikuti anjuran waktu tidur, untuk mereka yang kurang tidur atau melampaui kisaran yang direkomendasikan.
Baca: Tuan Guru Bajang Kritik Keras Prabowo Subianto Soal Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem
Untuk melakukan ini, mereka memeriksa lebih dari 157.000 perempuan yang telah terdaftar dalam Women's Health Initiative.
Tingkat penurunan tahunan berulang adalah 7% di antara perempuan yang tidur tujuh hingga delapan jam.
Namun, angka itu lebih dari 10% pada perempuan yang kurang tidur, sekitar lima jam tidur per malam.
Serta pada perempuan yang tidur terlalu banyak, sekitar 10 jam tidur per malam.
Baca: Lihat Samuel Zylgwyn yang Kesakitan Setelah Operasi Patah Tulang, Franda: Hati Saya Hancur
"Jatuh adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting di antara orang dewasa yang lebih tua dan menyebabkan cedera sedang hingga parah.
Kebanyakan patah tulang terjadi karena jatuh, dan bukti terbaru menunjukkan bahwa kematian akibat jatuh di AS meningkat," kata penulis utama Dr. Jane Cauley, profesor terkemuka di departemen epidemiologi.
"Meskipun jatuh dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, makalah kami berfokus pada faktor risiko baru: tidur. Hasil menunjukkan bahwa intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan tidur dapat mengurangi risiko jatuh."
Baca: TERPOPULER: Lolos Passing Grade SKD? Cek Jadwal SKB CPNS 2018 dan Contoh Kasus Soal Tes