News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berencana Tunda Kehamilan karena Karier? Kini Ada Inovasi Penitipan Sel Telur

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana diskusi penanganannga gangguan kesuburan di Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2018).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Banyak perempuan atau pasangan yang ingin fokus meniti karier. Mereka kemudian menunda memiliki anak.

Namun, perlu diingat, jika ingin memiliki anak di atas umur 35 tahun akan sedikit riskan karena kualitas sel telur mengalami penurunan.

Dr Yassin Yanuar, SpOG (K) menyebutkan untuk wanita yang menunda kehamilan itu tetapi ingin punya anak harus membuat program perencanaan sehingga tetap bisa memiliki anak.

“Idealnya penundaan kehamilan haruslah ditempatian dalam kerangka perencanaan keluarga, khususnya perencanaan reproduksi keluarga, dengan didampingi oleh spesialisbobstresi dan ginekologi,” papar dr Yassin saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2018).

Untuk menjaga kualitas sel telur, saat ini berkembang juga inovasi dibidang medik yaitu penyimpanan sel telur untuk nanti digunakan ketika sudah siap memiliki anak.

Baca: Manfaat Konsumsi Pare Bagi Ibu Hamil

Prosesnya hampir sama dengan bayi tabung hanya saja setelah pengambilan sel terlur dari ovarium sel telur tidak dilakukan penggabungan dengan sperma, tapi langsung disimpan atau dibekukan di laboratorium khusus.

Dr Fachry Achmad, MPH selalu Direktur PT Ingin Anak menyebutkan di klinik SMART-IVF penyimpanan sel telur akan dikenakan biaya 2 juta pertiga bulan penyimpanan, lalu ada juga biaya di awal sebesar lima juta dan biaya pengambilan sel telur.

Baca: Ibu Hamil Makan Berlebihan, Ini Dampak Buruknya Bagi Kesehatan

Kata dr. Fachry biaya untuk pengangkatan sel telur tersebut akan lebih murah dibandingkan biaya operasi bayi tabung yang di klinik SMART-IVF berkisar Rp 38 juta.

“Perbedaan nanti dananya gak sampai 38 juta karena gak langsung penggabungan embrio transfer, hanya stimulasi, pick up sel telur dan prosedur di lab,” pungkas Fachry.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini