Pengawasan yang dilakukan adalah pemeriksaan berkala terhadap kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (jumlah sel darah merah), dan jumlah trombosit.
Di samping itu pengawasan berkala terhadap nadi, tekanan darah, perdarahan yang mungkin terjadi, dan keadaan umum penderita.
Sedangkan pengobatannya meliputi pemberian infus untuk mengatasi kekurangan cairan. Infus ini berupa larutan elektrolit atau plasma ekspander (untuk mempertahankan air dalam pembuluh darah) dan plasma darah.
Diberikan pula obat untuk mencegah terjadinya pembekuan darah intravaskuler, bahkan kini telah diselidiki pula obat untuk mengatasi kebocoran dinding pembuluh darah (carbozochrome sodium sulfonate).
Bila perlu, ditambah dengan transfusi darah sesuai kebutuhan, misalnya plasma saja, eritrosit, atau suspensi trombosit saja.
Darah penderita penyakit ini sudah mengandung virus dalam waktu 1 - 2 hari, sebelum terserang demam dan berada dalam darah selama 4 - 7 hari.
Pada saat itu penderita menjadi sumber penularan. Bila penderita digigit nyamuk, maka virus akan masuk ke dalam lambung.
Virus ini memperbanyak diri dalam tubuh nyamuk dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh nyamuk, termasuk kelenjar air liurnya.
Bila nyamuk pembawa virus ini menggigit orang sehat, maka nyamuk akan mengeluarkan air liurnya agar darah tidak beku.
Bersama air liur ini ikut ditularkan virus ke dalam pembuluh kapiler.
Nyamuk penyebar demam berdarah dengue (vektor) adalah nyamuk Aedes aegypti yang banyak hidup di Asia Tenggara dan Pasifik.
Nyamuk ini berukuran kecil, warnanya hitam, seluruh tubuhnya belang-belang. Anehnya, yang menggigit manusia hanya yang betina.
Nyamuk ini beraksi pada siang hari, baik di dalam maupun di luar rumah pada tempat yang agak gelap.
Bagi hewan ini darah manusia berfungsi untuk mematangkan telur agar dapat dibuahi pada saat perkawinan.