News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak Kecanduan Game Online Jadi Perhatian Dunia Internasional

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Fidiansjah ditemui di Rumah Berdaya Denpasar, di Bali, Rabu (24/4/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, BALI — Gangguan jiwa tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak.

Keadaan macam itu bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Yang utama adalah karena faktor biologi dan sosial.

Namun baru-baru ini, seturut dengan perkembangan teknologi ada penyebab tambahan, yaitu game addiction atau kecanduan game online.

Gangguan jiwa karena game ini dikatakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Fidiansjah sudah menjadi perhatian dunia, yang berarti banyak korban diberbagai negara.

Baca: Rumah Berdaya Denpasar, Tempat Rehabilitasi Gangguan Jiwa Untuk Kurangi Korban Pemasungan

“Secara internasional sudah memasukan gamming adiction (penyebab gangguan jiwa). Bagaimana adiksi dari teknologi kini sudah menjadi ancaman,” ungkap Fidiansjah saat ditemui di Rumah Berdaya Denpasar, di Bali, Rabu (24/4/2019).

Dr. Fidiansjah juga menjelaskan game addiction dapat membahayakan anak karena pada usia anak-anak apalagi usia batita dan balita fungsi-fungsi biologisnya belum matang.

Karena fungsi belum matang, maka belum bisa mengontrol diri yang menyebabkan pancaran elektromagnet membuat mereka yang adiksi game melakukan hal yang tidak wajar atau irasional.

Baca: 6 Cara Sederhana untuk Tetap Bisa Berolahraga Meski Depresi Menyerang

“Kita sudah dewasa fungsi biologisnya tahu kapan harus menggunakan. Pada anak balita, pancaran elektromagnet akan memangkas sebuah siklus, yaitu sebuah siklus irasional,” ungkap dr. Fidiansjah.

Kecanduan dari game tersebut biasanya membuat anak melakukan kekerasan atau sesuatu yang mengarah pada penyimpangan seksual dan kerap mencari sasaran kepada orang lain.

Melihat efek negatif tersebut, peran orangtua menjasi sangat penting agar tetap mengenalkan anak pada gadget, tapi tetap bisa mengarahkan anak mengenai batasan menggunakan gadet dan mengajarkan fungsi-dungsi yang baik.

“Ini bahaya yang tentu belum matang usianya. Bukan berarti anak itu menjadi ketinggalan jaman ketika kita tidak berikan teknologi, tetapi proporsional, fungsi teknologi untuk apa, kapan dia menggunakan dan untuk apa,” pungkas dr. Fidiansjah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini