TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus PB IDI, Prof Budi Wiweko mengatakan, IDI ikut berduka cita atas banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia karena bekerja terlalu keras di hari pencoblosan 17 April 2019.
"Kerja KPPS itu menurut saya melelahkan dan dalam tekanan. Karena dikejar waktu deadline dalam waktu yang pendek sehingga orang kelelahan stres full," terang Budi Wiweko disela acara Seminar Nasional : Peluang dan Tantangan Dokter Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Hotel Westin, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu malam (24/4/2019).
Dengan beban pekerjaan yang begitu besar sangat berisiko bagi orang-orang yang fisiknya tidak bugar.
"Sehingga muncul kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan, seperti meninggal dunia. Terutama petugas-petugas yang usianya sudah cukup lanjut," jelas Budi Wiweko yang juga kandidat rektor Universitas Indonesia ini.
Sementara itu soal kesehatan ke depan , IDI merasa bertanggung jawab agar pelayanan kesehatan di Indonesia siap menyongsong era masyarakat ekonomi ASEAN.
"Dalam bidang kesehatan harus mempersiapkan diri sendiri sehingga tenaga kesehatan di Indonesia atau khususnya dokter di Indonesia, harus memiliki kompetensi atau kemampuan yang sama dengan dokter-dokter yang ada di negara ASEAN," ucapnya.