TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PTTEP perusahaan minyak dan gas asal Thailand bersama Dompet Dhuafa memilih 100 Duta Sehat yang siap mengabdi untuk menuntaskan permasalahan kesehatan di Indonesia.
Program pemilihan 100 Duta Sehat ini dilakukan melalui Gerai Sehat Rorotan yang didirikan PTTEP dan Dompet Dhuafa sejak 2014 lalu, sekaligus sebagai puncak peringatan HUT ke-4 gerai sehat tersebut.
Gerai Sehat Rorotan merupakan fasilitas kesehatan untuk masyarakat umum dan dhuafa yang mengusung visi dan misi ikut mensukseskan program-program kesehatan Kemenkes.
Direktur CSR Dompet Dhuafa Social Enterprise, Herdiansah menjelaskan, 100 Duta Sehat yang terpilih adalah dari kalangan mahasiswa dengan latar belakang pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, dan ilmu gizi.
Baca: Kecemburuan Hartini Saat Soekarno Beri Perhatian Khusus ke Istri Pangeran Kamboja, Kena Sindir Keras
Baca: Venna Melinda Komentari Kandasnya Hubungan Asmara Verrell Bramasta dengan Natasha Wilona
Baca: Pernikahan Diego Michiels dan Dhea Ditunda Hingga 5 Juli 2019
Para calon Duta Sehat dipilih dari berbagai universitas, antara lain Universitas Indonesia, Trisakti, IPB, UIN, dan UPN Veteran Jakarta.
”Penghargaan dan penyematan 100 Duta Sehat Indonesia ini diharapkan mampu mendorong individu dan masyarakat terus berkontribusi untuk negeri terutama di bidang kesehatan,” tutur Herdiansah saat Press Conference berlangsung pada Jumat, 28 Juni 2019 di Auditorium Fakultas Kedokteran Trisaksi, Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Public Relation and Afairs Ofcer PTTEP Irwan Mardelis menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari program pejuang kesehatan yang berhasil dilakukan 2 tahun terakhir.
”Pembeda kegiatan kali ini dengan tahun sebelumnya yakni adanya penghargaan kepada para tokoh nasional, aktivis, dan public fgure yang telah berkontribusi di bidang kesehatan,” ujar Irwan menjelaskan.
Acara ini juga merupakan bentuk apresiasi bagi sejumlah tokoh yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata terhadap dunia kesehatan Tanah Air.
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID), Prof. Ali Ghufron Mukti dinobatkan sebagai salah satu pejuang kesehatan dalam acara penghargaan ini.
Penilaian para pemenang sendiri dilakukan atas dasar dampak, komitmen, prestasi, keberlanjutan program, dan penggerak dalam dunia kesehatan.
Pada kesempatan itu, beberapa tokoh juga dinobatkan sebagai pejuang kesehatan di antaranya; Titiek Puspa, Lula Kamal, Prof. Yati Sunarto, Bupati Jember Faida, dan berbagai tokoh dari generasi muda. Sinergi Tri Dharma
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dipercaya untuk mendapatkan penghargaan sebagai pejuang kesehatan atau health warrior. Terima kasih atas apresiasi ini," ungkap Dirjen Ghufron.
Sebagai Mantan Wakil Menteri Kesehatan, Dirjen Ghufron memberikan perhatian khusus pada ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan.
Hal ini diwujudkan melalui terbentuknya Komite Bersama antara Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Adapun salah satu program yang dihasilkan, yakni Academic Health System (AHS) yang menyinergikan unsur tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
"Ruang lingkup AHS mencakup pengembangan kurikulum di perguruan tinggi, rumah sakit pendidikan sebagai lokasi pendidikan profesi memastikan kesiapan tenaga kesehatan, serta sistem yang kontinyu dan berkelanjutan untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal," tutur Dirjen Ghufron.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kedokteran Trisakti Beri Penghargaan "Pejuang Kesehatan" Dirjen SDID