"Ini menunjukkan kepada kita bahwa penampilan wanita di depan umum belum bisa memberikan petunjuk pasti kepada kita mengenai preferensi peran seksual mereka. Pria itu sederhana, tetapi respons seksual perempuan tetap menjadi misteri," jelasnya.
Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahwa perempuan cenderung lebih banyak mengeluarkan cairan daripada pria.
Di antara peserta pria, dilatasi dialami saat mengamati wanita atau pria melakukan masturbasi, terlepas dari bagaimana mereka mengidentifikasi orientasi.
Namun, pengamatan terhadap perbedaan signifikan antara peserta laki-laki gay dan laki-laki normal tidak tersedia.
Savin-Williams menambahkan bahwa aspek seksualitas laki-laki dapat ada "bersama sebuah kontinum," seperti yang telah dipelajari beberapa penelitian sebelumnya dengan wanita.
Dia yakin gagasan keliru tentang maskulinitas telah disebarkan oleh masyarakat selama beberapa dekade, sehingga menekan pria begitu banyak.
"Bahkan jika seseorang memiliki ketertarikan seksual terhadap pria, mereka tidak akan pernah mengatakannya," ujarnya.
Penulis, yang telah menerbitkan sebuah buku berjudul "Mostly Straight: Sexual Fluidity Among Men," mengakui bahwa perubahan norma masyarakat telah membantu melonggarkan batasan bagi generasi sekarang.
"Pria dan wanita normal merasa jauh lebih nyaman daripada sebelumnya dalam memasuki dunia seks lain, dalam hal peran gender dan tindakan mereka," kata Savin-Williams. (NGI/Bayu Dwi Mardana Kusuma)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Benarkah Wanita Terlahir dengan Kecenderungan Biseksual? Hasil Studi Ini Mengungkapnya, https://jogja.tribunnews.com/2019/07/20/benarkah-wanita-terlahir-dengan-kecenderungan-biseksual-hasil-studi-ini-mengungkapnya?page=2.