Gas Air Mata Bisa Bikin Mata Pedih, Ini Isi Kandungan, Cara Kerja serta Penanganannya Jika Terpapar
TRIBUNNEWS.COM - Gas air mata seringkali digunakan sebagai senjata pembubaran massa.
Seperti yang dilakukan polisi saat terjadi ricuh dalam demo mahasiswa di sekitar Gedung DPRD Sulawesi Selatan kemarin (24/9/2019).
Selain menggunakan water cannon, polisi juga menembakkan gas air mata.
Lantas, apa itu sebenarnya gas air mata, apa saja komposisinya dan bagaimana penanganannya jika terhirup?
Berikut ulasannya seperti yang dilansir oleh ThoughtCo.
Baca: Kronologi Awal Demo di Depan Gedung DPR RI Berakhir Ricuh, Mahasiswa Pingsan Kena Gas Air Mata
Gas air mata, atau lachrymatory agent adalah sejumlah senyawa kimia yang menyebabkan air mata dan rasa sakit pada mata.
Bahkan, gas air mata bisa mengakibatkan kebutaan sementara.
Gas air mata dapat digunakan untuk pertahanan diri.
Namun, saat ini lebih sering digunakan sebagai alat pengendali kerusuhan dan dijadikan sebagai senjata kimia.
Bagaimana Cara Kerja Gas Air Mata?
Gas air mata mengiritasi selaput lendir mata, hidung, mulut, dan paru-paru.
Iritasi dapat disebabkan oleh reaksi kimia dengan kelompok enzim sulfhidril, meskipun mekanisme lain juga terjadi.
Akibat dari terhirup gas air mata adalah batuk, bersin, dan mata berair.
Gas air mata umumnya tidak mematikan, tetapi ada beberapa komponen yang beracun.
Baca: Demo sudah Bubar, tapi Polisi Masih Lepaskan Gas Air Mata
Contoh Gas Air Mata
Sebenarnya, gas air mata bukanlah semata-mata gas.
Sebagian besar senyawa yang digunakan sebagai gas air mata merupakan solid atau benda padat.
Gas air mata ditahan dalam larutan dan disemprotkan sebagai aerosol atau di granat.
Ada berbagai jenis senyawa yang dapat digunakan sebagai gas air mata, tetapi umumnya memiliki elemen struktural Z=C-C-X, di mana Z menunjukkan karbon atau oksigen dan X adalah bromida atau klorida.
- CS (chlorobenzylidenemalononitrile)
- CR
- CN (chloroacetophenone) yang dapat dijual sebagai bunga pala
- bromoaseton
- fenasil bromida
- xylyl bromida
- semprotan merica (berasal dari cabai dan paling umum dilarutkan dalam minyak sayur)
Semprotan merica sedikit berbeda dari jenis gas air mata lainnya.
Semprotan merica menyebabkan peradangan dan pembakaran mata, hidung, dan mulut.
Meski lebih melemahkan daripada agen lachrymatory, semprotan merica lebih sulit untuk digunakan apalagi dalam jumlah besar.
Karena itu, semprotan merica lebih banyak digunakan untuk perlindungan pribadi terhadap satu individu atau hewan daripada untuk pengendalian kerumunan.
Baca: 6 Fakta Demo Mahasiswa di Makassar: Berakhir Ricuh hingga Dugaan Penganiayaan 3 Jurnalis oleh Polisi
Gejala Terkena Gas Air Mata
Orang yang terhirup gas air mata akan mengalami:
- Rasa menyengat dan membakar pada mata, hidung, mulut, dan kulit
- Keluar air mata yang berlebihan
- Penglihatan kabur
- Hidung beringus
- Mengeluarkan air liur
- Jaringan yang terpapar dapat mengembangkan ruam dan luka bakar kimia
- Batuk dan sulit bernapas, termasuk perasaan tersedak
- Disorientasi dan kebingungan, yang dapat menyebabkan kepanikan
- Rasa kemarahan yang kuat
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terhirup Gas Air Mata?
Gas air mata biasanya dilepaskan dalam bentuk granat, yang dipasang di ujung pistol gas dan ditembakkan dengan peluru senapan kosong.
Karena itu, orang mungkin mendengar suara tembakan ketika gas air mata digunakan.
Jangan menganggap sedang tertembak dan jangan panik.
Lihat ke atas ketika Anda mendengar tembakan dan hindari berada di jalur granat.
Granat gas air mata sering meledak di udara, menghasilkan wadah logam yang akan memuntahkan gas.
Wadah ini akan panas, jadi jangan menyentuhnya.
Jangan mengambil tabung gas air mata yang belum meledak, karena dapat meledak tiba-tiba dan menyebabkan cedera.
Pertahanan terbaik terhadap gas air mata adalah masker gas.
Tetapi jika Anda tidak memiliki masker gas air mata, masih ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk meminimalkan kerusakan dari gas air mata.
Jika terkena gas air mata, kain atau handuk yang direndam dalam jus lemon atau cuka sari buah dapat membantu.
Anda dapat bernapas melalui kain yang diasamkan selama beberapa menit tersebuti.
Kacamata juga bisa menolong, terutama kacamata renang yang ketat jika kacamata keamanan berbahan kimia tidak tersedia.
Jangan memakai lensa kontak di mana pun Anda mungkin menemukan gas air mata.
Jika Anda mengenakan lensa kontak, segera lepaskan.
Untuk pakaian yang terekspos gas air mata, Anda bisa mengenakan pakaian lagi setelah dicuci secara terpisah dari baju lain.
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama jika terkena atau terhirup gas air mata yaitu mencuci mata dengan air atau larutan saline hingga reaksi mulai mereda.
Kulit yang terpapar harus dicuci dengan sabun dan air.
Kesulitan bernafas dapat ditangani dengan pemberian oksigen dan dalam beberapa kasus dapat menggunakan obat yang digunakan untuk mengobati asma.
Perban obat dapat digunakan pada luka bakar.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)