TRIBUNNEWS.COM - Bak misteri, banyak yang mempertanyakan, kemana darah yang lazimnya ditemui pada bagian tubuh yang terluka saat penusukan Wiranto?
Seperti diketahui, foto penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) viral di media sosial.
Foto ini kemudian ditanggapi dengan opini liar satu di antaranya soal darah yang tidak nampak.
Banyak netizen yang menganggap insiden tersebut rekayasa karena tidak ada darah dari perut Wiranto saat ditusuk oleh pelaku teroris Abu Rara (SA).
Menurut Dokter spesialis bedah Nazrial Nazar tidak ada darah yang mengucur pada perut seseorang yang ditusuk menjadi hal lumrah.
Kata Nazrial, tidak semua penusukan langsung mengeluarkan darah sesegera mungkin.
Baca: Anak Buah SBY Ini Siap jadi Sopir Presiden Joko Widodo, Lihat Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia Kaltim
Baca: Menantu Hendropriyono Jabat KSAD, Menantu Luhut Pandjaitan juga tak Kalah Punya Jabatan Mentereng
Ada beberapa bagian tubuh yang tidak mengeluarkan darah segera usai terkena tusukan benda tajam.
“Sederhananya, penusukan di bagian tubuh lembut itu reaksi badan termasuk pendarahan yang timbul akan berbeda dengan daerah badan keras, itu hukum alam saja,” kata Nazrial di Apa Kabar Indonesia Malam, Tv One, Minggu (13/10/2019).
Menurut Nazrial, organ tubuh Wiranto yang terkena tusukan ialah bagian tubuh lembut sehingga tidak sesegera mungkin mengeluarkan darah ketika tertusuk benda tajam.
Lain halnya jika yang ditusuk ialah tangan yang merupakan bagian tubuh keras. Di tangan kata Nazrial pembuluh darah terletak di permukaan sehingga akan segera mungkin mengeluarkan darah ketika terluka.
“Maka di bantalan lembut seperti perut tidak akan sesegera mengeluarkan darah,” kata dokter bedah RS Permata Hijau, Depok itu.
Selain itu kata Nazrial, selain memiliki otot sebagai pelindung perut memiliki selaput perut yang berbentuk seperti kulit ari telur. Organ itu berfungsi sebagai perlindungan terakhir bagian dalam perut.
Biasanya jelas Nazrial, dokter akan mencari apakah selaput perut korban ikut terluka saat mengalami penusukan.
Nantinya kata Nazrial, hasil analisis itu akan menentukan seorang dokter membedah atau tidak usus korban untuk diselematkan.
Kalau melihat kasus Wiranto kata Nazrial jelas selaput perut ikut terluka dalam insiden penusukan tersebut.
Luka yang ditimbulkan juga bisa tergolong parah mengingat dokter memotong usus sebesar 40 cm.
“Selaput terakhir menjadi penentu kami sebagai dokter bedah, kalau sedikit saja selaput itu robek maka tusukan apapun juga jarum pentul saja bisa tembus usus maka bisa berakibat ada dan tidak ada darah keluar dari tubuh,” kata Nazrial.
Diberitakan Tribunnnews.com sebelumnya Tenaga Ahli Deputi IV KSP Ali Mochtar Ngabalin atau Ali Ngabalin memaparkan penjelasan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto terkait darah dan luka yang diderita oleh Wiranto.
Menurut Ali Ngabalin dari keterangan dokter, Wiranto menderita luka tusukan dengan kedalam sekitar 10 sentimeter.
"Menurut keterangan Pak Terawan dua tusukan, kedalamanya sekitar 10 cm, " kata Ali Ngabalin.
Menurut keterangan dokter, kata Ali Ngabalin, darah yang keluar dari tubuh Wiranto akibat luka tusuk itu memang tidak banyak.
"Kalau dari luar darahnya memang tidak terlalu banyak , tetapi karena dalam dinding perut itu senjata tajam menembus usus kecil, diperkirakan darah yang tertampung itu sekitar 3 liter, jadi memang ada masa yang kita khawatirkan kemarin," kata Ali Ngabalin dikutip dari tayangaan Dua Sisi Tv One.
Dokter menjelaskan, lanjut Ali Ngabalin, luka sobek pada perut kiri Wiranto sepanjang 6 sentimeter.
"Tersobek dari kiri ke kanan dua tusukan itu sekitar 6 centi jadi menembus perut sampai ke usus kecil menurut keterangan dokter," kata Ali Ngabalin.
(Desy Selviany)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Wiranto Ditusuk Kok Tidak Ada Darahnya? Ini Penjelasan Ilmiah dari Dokter Bedah,