TRIBUNNEWS.COM - Jumlah sampah plastik di Indonesia semakin meningkat bahkan meluas hingga ke laut.
Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, angka ini diperkirakan akan terus bertambah.
Perlu adanya kesadaran dari kita dalam memilih dan menggunakan barang.
Tak terkecuali produk peralatan rumah tangga seperti sikat gigi.
Seperti yang kita ketahui, masyarakat lebih familiar menggunakan sikat gigi plastik karena mudah dijumpaidan harganya juga ramah di kantong.
Namun tahukah bahwa sikat gigi yang umumnya diganti dalam 3 bulan sekali ternyata menyumbang sampah terbesar di lautan.
Nah, baru-baru ini muncul produk sikat gigi baru yang dijamin ramah lingkungan.
Baca: Sikat Gigi Bikin Nadine Chandrawinata Membatin
Baca: Luna Maya Punya Kebiasaan Ini di Mobil, Feni Rose Sampai Heran: Sejak Kapan Sih Itu?
Sikat gigi yang ramah lingkungan ini terbuat dari 100% gagang bambu.
Namun dibalik embel-embel ramah lingkungan, masih banyak yang mempertanyakan apakah sikat gigi dengan gagang bambu ini tergolong aman atau efektif terhindar dari kuman dan bakteri?
Pasalnya produk rumah tangga yang terbuat dari bambu atau kayu umumnya lebih berpori sehingga membuat bakteri mudah terserap di dalamnya.
Bahkan menurut beberapa penelitian pertanian, dalam beberapa tanaman termasuk bambu terdapat bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman yang disebut dengan PGPR atau Plant Growth Promoting Rhizobakteri.
Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman dan memicu pertumbuhan tanaman bambu agar cepat tinggi.
Baca: Cara Kenalkan Anak Cara Sikat Gigi, Dari 6 Bulan Hingga 2 Tahun, Berapa Takaran Pasta Gigi yang Pas?
Baca: Jangan Sampai Anak-anak Pakai Pasta Gigi Berlebihan, Ini Dampak Buruknya
Kelompok bakteri PGPR ini yaitu Bacillus, Rhizobium dan Pseudomonas yang memiliki efek samping kurang baik bagi kesehatan saluran pencernaan manusia.
Namun menurut salah satu tim dari PT Unilever Indonesia Tbk, Widha Oktavianti menyatakan bahwa sikat gigi dari bambu ini sudah teruji.
"Kita desain suatu produk itu sudah memerhatikan faktor keamanan dan kesehatan, karena kita harus bertanggung jawab bahwa apa yang digunakan oleh konsumen itu tidak menimbulkan penyakit," ujar Widha dalam acara 'Peluncuran Sikat Gigi Ramah Lingkungan dengan 100% Gagang Bambu', di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).
Widha juga menambahkan untuk selalu menjaga sikat gigi ini tetap kering dan disimpan di tempat yang bersih agar terhindar dari bakteri.
Tak hanya itu, menurut Fiona Anjani Foebe, selaku Head of Marketing Oral Care PT Unilever Indonesia Tbk menyebutkan bahwa sikat gigi dengan gagang bambu ini memiliki sifat seperti sikat gigi pada umumnya yang harus diganti setiap 3 bulan sekali.
Oleh karena itu, Pepsodent yang berkolaborasi dengan National Geographic Indonesia, mengajak masyarakat Indonesia untuk mengambil langkah-langkah kecil untuk #SenyumkanBumi, termasuk diantaranya menggunakan sikat gigi ramah lingkungan dan mendaur ulang sikat gigi plastik bekas.
Bahkan mereka meluncurkan produk sikat gigi dengan gagang bambu untuk pertama kalinya di Indonesia.
Berminat untuk menggunakan sikat gigi dengan gagang bambu ini? (*)