Fokus penelitian multicenter ini adalah terapi Inlacin, Metformin, dan kombinasi Inlacin dan Metformin untuk pasien SOPK yang mengalami resistensi insulin.
Adapun SOPK adalah kelainan endokrin dan metabolik pada wanita usia reproduksi yang menjadi salah satu penyebab terbanyak dari kasus infertilitas.
Tidak kurang dari 5-10 persen wanita usia reproduksi yang menderita SOPK di Indonesia.
Menurut Prof. dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG (K) yang memimpin penelitian di wilayah Jakarta-Bandung yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dan RS dr. Hasan Sadikin Bandung, Inlacin sebagai obat dengan kandungan bahan tradisional yang mendapat sertifikasi Fitofarmaka dari BPOM.
Baca: Jokowi Larang Impor Bahan Baku Obat
“Pada penelitian ini, kami ingin membandingkannya dengan Metformin sebagai obat standar yang diresepkan bagi pasien SOPK dengan resistensi insulin. Tujuannya adalah bagaimana keamanan Inlacin untuk terapi pasien SOPK resistensi insulin, dibandingkan Metformin. Dan bagaimana manfaat klinik serta manfaat metabolik antara Inlacin dan Metformin,” urai Prof. Andon.
Penelitian dilakukan selama enam bulan dan diukur setiap bulannya pada 124 pasien SOPK yang terbagi menjadi dua dengan jumlah 62 orang pasien masing-masing diberikan Inlacin 100 mg sekali sehari dan Metformin 750 mg dua kali sehari.
Adapun profil pasien memiliki kesamaan baik berupa umur maupun berart badan.
Hasil dari penelitian ini diperoleh Inlacin dan Metformin XR signifikan memberikan perbaikan resistensi insulin dalam subyek SOPK dalam terapi 3 dan 6 bulan.
Selain itu, Inlacin menunjukkan efek samping lebih rendah daripada Metformin.
Baca: Idap Kanker Paru-paru, Bobot Ibu Hamil di Kalbar Cuma 30 Kg: Tak Mampu Tebus Obat Rp 4,2 Juta
Hasil penelitian serupa juga diperoleh untuk wilayah Surabaya dan Indonesia Timur. Hanya saja, perbedaan dalam penelitian yang dipimpin oleh Prof. dr. Soehartono DS., SpOG dari RSUD dr. Soetomo Surabaya ini juga mengombinasikan terapi Inlacin dan Metformin.
Penelitian untuk pasien SOPK di Surabaya dan wilayah Indonesia bagian timur dilakukan di RSUD dr Soetomo Surabaya, RSUD dr Saiful Anwar Malang, RSUP Sanglah Bali, RSUP dr Karyadi Semarang, RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSUD Ulin Banjarmasin, RSUD Prof. Dr. R.D. Kandou Manado kepada 186 pasien yang terbagi dalam tiga kelompok yakni untuk pasien SOPK dengan terapi Inlacin, Metformin, dan kombinasi Inlacin serta Metformin.
Hasil penelitian untuk wilayah ini, Metformin memberikan perbaikan resistensi insulin yang kuat pada tiga bulan pertama, dibandingkan Inlacin pada pasien SOPK.
Sementara untuk pengobatan SOPK pada jangka panjang atau lebih dari 3 bulan menunjukkan bahwa kombinasi antara Inlacin dan Metformin memberikan efek terapi yang lebih maksimal.
“Inlacin memberikan tingkat kejadian efek samping yang lebih rendah dibandingkan Metformin. Sehingga Inlacin dapat menjadi alternatif pengobatan SOPK bagi subyek yang tidak toleran terhadap efek Metformin,” jelas Prof. dr. Soehartono.