Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Virus corona yang memicu wabah pneumonia di Wuhan, China, merupakan virus jenis baru penyebab pneumonia. Semnbilan orang dinyatakan tewas akibat penyakit ini di China.
Dari segi medis belum ada vaksin yang dapat mencegah penyakit tersebut maupun obat spesifik untuk mengobati efek corona virus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes menyebutkan, jika ada warga yang positif pneumonia maka langkah pengobatannya adalah menyembuhan gejalanya lebih dulu.
“Saat ini obat untuk yang terkena coronavirus masih belum ada namanya juga masih virus baru, jadi yang diobati gejalanya,” kata dr. Wiendra saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).
Vaksin pneumonia yang tersedia saat ini adalah vaksin PCV13 untuk memberikan kekebalan 13 strain bakteri streptococus pneumoniae, vaksin pneumokokus PPSV23, dan vaksin Hib pun tidak bisa mencegah virus tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan RI mengimbau agar masyarakat tidak langsung berbondong-bondong vaksin karena takut terkena pneumonia wuhan karena fungsinya berbeda.
Baca: Belum Ada Warga Indonesia yang Terkena Pneumonia Akibat Virus Corona
“Di Indonesia sebaiknya tidak ada permintaan disuntik vaksin, karena fungsinya beda bukan berarti disuntikan nanti tidak terjangkit corona virus,” kata dr. Wiendra.
Baca: Virus Corona Makin Menakutkan, Sudah 9 Orang Tewas di China
Untuk saat ini langkah pencegahan yang tepat pun adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat supaya tidak resah terkena corona virus.
“Masyarakat jangan resah antisipasi demgan hidup sehat, makan sehat, hidup bersih cuci tangan dengan sabun selama 20 detik,” ujar dr. Wiendra.