TRIBUNNEWS.COM - Perang melawan wabah virus corona baru bakal berlangsung lama. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, vaksin pertama virus itu baru tersedia dalam 18 bulan ke depan.
"Jadi, kita harus melakukan semuanya hari ini, menggunakan semua senjata yang tersedia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Selasa (11/2), seperti dikutip Reuters.
Tedros meminta semua negara seagresif mungkin dalam memerangi virus corona baru.
Baca: Jawab Kabar soal Empat Penumpangnya Diduga Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Lion Air
Baca: Harga Samsung Galaxy S20, S20 Plus, dan S20 Ultra di Indonesia, Pilih yang Mana?
"Jika dunia tidak ingin bangun dan menganggap virus sebagai musuh publik nomor satu, saya tidak berpikir kita akan belajar dari pelajaran ini," ujarnya.
"Kami masih dalam strategi penahanan dan tidak boleh membiarkan virus (corona baru) memiliki ruang untuk penularan lokal (dari manusia ke manusia)," imbuh Tedros.
Sebelumnya, Tedros menuturkan, China telah melaporkan 42.708 kasus virus corona baru terkonfirmasi, termasuk 1.017 kematian.
"Dengan 99% kasus di China, ini tetap sangat darurat bagi negara itu," katanya seperti dilansir Reuters.
"Tetapi, (virus corona baru) ancaman sangat besar bagi seluruh dunia," ujar Tedros saat membuka pertemuan yang bertujuan mempercepat penelitian obat-obatan, diagnostik, dan vaksin virus corona baru di Jenewa, Selasa (11/2).
Karena itu, Tedros berharap, salah satu hasil dari pertemuan tersebut akan menjadi peta jalan untuk penelitian. Hadir dalam pertemuan itu lebih dari 400 peneliti, termasuk yang ikut serta lewat konferensi video dari China dan Taiwan.
"Intinya adalah solidaritas, solidaritas, solidaritas. Itu terutama berlaku dalam hal berbagi sampel," tegas Tedros. "Untuk mengalahkan wabah ini, kita perlu berbagi secara terbuka dan adil, sesuai dengan prinsip keadilan dan kesetaraan".
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Perang masih lama, vaksin pertama virus corona baru tersedia satu tahun lagi