Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sosok bernama Dedy Susanto kini sedang menjadi pembicaraan karena diduga melakukan pelecehan seksual kepada para pasiennya.
Seperti yang tertera pada kolom bio di instagramnya @dedysusantopj, Dedy menyebutkan kalau dia seorang dokter psikologi dan trainer motivasi berbasis terapi psikologis detox kesedihan terpendam dari masa lalu.
Kemudian melalui instagram @korbandedysuanto, Dedy melakukan percakapan mesum dengan para pasiennya, bahakn Dedy mengajak pasiennya terapi di hotel.
Saat hipnoterapi Dedy memegang bagian tubuh pasien perempuannya seperti bagian payu dara bahkan mengajak berhubungan badan.
Saat proses hipnoterapi memang mungkin saja ada sentuhan fisik pada para hipnoterapis kepada para pasiennya tapi tidak di daerah ‘sensititif’.
Baca: Chat Psikolog Dedy Susanto ke Vanessa Angel Dibongkar Bibi Ardiansyah
Baca: VIRAL Doktor Psikologi DS Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Begini Cara Pilih Psikolog yang Tepat
Psikolog Klinis dan Hipnoterapis, Liza Marielly Djaprie menyebutkan sebelum proses hipnoterapi biasanya hipnoterapis akan izin dulu untuk menyentuh pasien
“Berkaitan dengan hipnoterapi kita perlu touch dan perlu izin orangnya, ‘nanti pas terapi saya akan menyentu bagian tubuh seperti pundak atau kepala,” ucap Liza kepada Tribunnews.com, Senin (17/2/2020).
Kemudian sentuhan pun dilakukan hanya di pundak dan kepala bagian ubun-ubun pasien saja.
Liza menjelaskan contoh sentuhan di pundak biasanya untuk menekankan kepada pasien untuk melepas beban yang selama ini ia pikul agar kondisi psikologisnya lebih relaks.
“Sentuhan di pundak misalnya kita katakan ‘beban yang ada selama ini yang seperti tas punggung anda, drop ya’, lalu kita perlahan menyentuh pundaknaya,” tutur Liza.
Sentuhan pada bagian kepala juga ada alsaanya, yakni letak otak yang biasa dipakai berpikir keras ketika sedang mengalami sebuah masalah berada di kepala.
Dengan sedikit sentuhan diharapkan pasien dapat lebih santai dalam meghadapi masalah.
“Kepala itu paling cenut cenut ya, itu kit ketuk sedikit ubun-ubun kepala diujung kepala, kita katakan ‘diujung kepala ini yang saya sentuh yang sering berpikir, istirahat ya, tenang’,” ungkap Liza.
Liza juga menekankan saat menyentuh tersebut tidak dielus hanya menepuk halus bagian pundak atau kepala.
“Bukan elus-elusan, cuman pakai satu telunjuk lalu tapping sedikit supaya penekanan dia untuk meningkatkan dia relaks udah gitu saja,” tutur Liza.
“Gak ada tuh sentuh di dada, sentuh dari kepala sampai kaki gak ada tuh, apalagi grepe paha gak ada, paling hanya menekankan saja, dan itu pun bilang sejak awal,” sambung Liza.
Liza melanjutkan saat proses hipnoterapi seharusnya kondisi pasien tetap sadar sehingga jika dalam proses hipnoterapi ada yang tidak berkenan dia bisa memprotesnya.
“Sebenarnya klien masih punya kesadaran untuk buka mata dan melawan, bukan berarti yang hilang kesadaran tuh. Ketika merasa gak enak kita buka mata dan mengehentikannya,” kata Liza.