TRIBUNNEWS.COMJAKARTA - Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dokter Budi Sylvana menceritakan bagaimana di balik evakuasi dan observasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan. Serba cepat.
Dokter budi mengaku dalam waktu 1x24 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan harus dievakuasi, kemudian diobsdrvasi di Natuna selama 14 hari.
Dalam waktu 24 jam?
Kita membagi tim. Semua yang berada dalam pesawat dari Wuhan ke Indonesia harus mengikuti protokol yang sudah kita susun.Banyak skenario-skenario yang kita buat untuk menjamin keamanan bersama.
Apa saja langkah-langkah observasi, yang berjalan selama 14 hari?
Ya observasi kan pertama untuk manusianya, kita meyakinkan tidak ada gejala corona virus. Lingkungan tempat kita observasi harus menjamin atau tidak boleh rusak, karena proses observasi.
Ada penanganan berbeda untuk WNI yang berusia 60 tahun dan 5 tahun?
Kita kelompokan, kalau yang satu keluarga kita kelompokan supaya hubungan lebih enak. Kalau single kita cluster-cluster per tenda.
Anda juga merasa ketakutan terkait corona?
Pasti ada. Awal kita mau berangkat, itu semua crew nanya, "Dok ini aman tidak?" Itu kami katakan, sepanjang skenario dan SOP yang diikuti, saya yakin kita aman.
Tapi kalau ada yang mau melanggar SOP ini mundur, ada yang sakit harus mundur. Jadi semua harus mengikuti SOP yang kita buat, termasuk SOP pengaturan tempat duduk nantinya.
Baca: Meski 4 Orang Terinfeksi Virus Corona, Pemerintah Siapkan Evakuasi 74 WNI di Kapal Diamond Princess
Misalnya nanti ada satu orang yang suspek corona, itu juga kita atur.
Kita buat skenario sedemikian rupa, sehingga nanti kita bisa untuk se-safety mungkin saat proses evakuasi walaupun kita mengevakuasi orang sehat, bukan mengevakuasi orang sakit.
Saat ini masyarakat Indonesia takut dengan Corona?
Belum ada (corona). Setahu saya memang belum ada. Tidak usah ragu untuk ini. Indonesia punya standar tinggi untuk penanganan virus Corona. Jadi sebenarnya masyarakat tidak perlu takut.
Baca: Indonesia Negatif Virus Corona, Wishnutama Ajak Wisatawan Asing Datang: Please Wisata ke Indonesia
Mereka yang dievakuasi dari sana, di ruangan pun setiap hari selalu disemprotkan cairan disinfektan. Memperkecil kemungkinan risiko tertular. Itu sudah sesuai standar secara ilmiah.
Di pesawat ada SOP yang kita buat untuk petugas, itu harus menggunakan APD lengkap, baju minion kalau saya bilang.
Itu pengalaman lucu juga. Jadi sepanjang dari Wuhan ke Indonesia, itu semua menggunakan pakaian minion termasuk saya. Tidak menyenangkan menggunakan pakaian itu, karena engap pakai pakaian astronot seperti itu.
APD lengkap itu harus digunakan. Sampai pilot saja sampai 10 jam menggunakan itu.
Tidak lepas, saya sendiri tidak makan dan tidak minum selama 10 jam. Karena kalau saya makan, saya harus lepas pakaian minion saya.
Baca: Ilmuwan Kebingungan Indonesia Bebas Corona, Terawan: Kami Berutang Pada Tuhan
Saya juga takut tertular, selama di pesawat. Di dalam pesawat ruang sekecil itu kita bawa orang dari daerah epicenternya outbreak, luar biasa.
Ada tidak apresisasi dari pemerintah kepada tim yang bertugas di Natuna?
Kita tidak berharap itu sebenarnya karena ini merupakan tugas. Tapi selesai melakukan observasi kita sudah mendapatkan penghargaan dari Menkes, Menhub, dan beberapa lagi dari dua menteri kalau saya tidak salah. Apresiasi sebagai kepada semua tim yang bekerja dengan baik.
Kesulitan menangani peserta observasi?
Tidak ada. Mereka semua itu well educated. Mereka ini rata-rata mahasiswa yang 90 persen lebih itu mahasiswa S1, S2, dan S3. Mereka ini cukup pintar, anak milenial yang cukup bagus.
Mereka menguasai tiga bahasa, Indonesia, Inggris, dan Mandarin.
Cukup luar biasa gitu karena mereka well educated, apa yang kita sampaikan, protokol yang kita sampaikan, mereka Ikuti. Jadi tidak terlalu sulit. Yang sulit adalah mengatur jam tidur mereka.
Ada pesan untuk masyakarat yang masih takut soal corona?
Saya kira wajar sebenarnya. Lagi tren ini virus tapi usaha. Yang penting usaha yang harus kita lakukan adalah menjaga kesehatan diri sendiri.
Baca: Kabar Baik! Ahli Medis di China Temukan Obat Virus Corona, Siapa Sangka Kerap Dipakai di Indonesia
Pola hidup bersih dan sehat. Gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat itu harus benar-benar kita jalankan. Mudah-mudahan misalkan itu kita jalankan, virus ini tidak akan berkembang di tubuh kita.
Baca: Kesaksian Dokter Mineo Matsubara, Tim Medis DMAT Jepang Hadapi Wabah Virus Corona
Kalau kita sehat, dua Minggu di sana tidak ada yang sakit. Mereka juga karena fisiknya kita latih setiap hari. Kita ajak mereka bergerak, konsumsi makanan kita atur, istirahat juga kita atur, sehingga mereka betul-betul, dengan gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat, bisa mencegah virus itu.
Bagaimana persiapan Indonesia jika ada yang terjangkit corona?
Kita sudah melakukan persiapan segala sesuatunya termasuk rencana kontijensi jika ada, jika pun ada kita sudah siapkan rumah sakit untuk menghadapi Corona. Kita sudah siapkan kapsul transportasi untuk merujuk orang jika terkena virus Corona. Jadi semua sudah kita siapkan, ada skenario dengan baik. (denis/genik)