TRIBUNNEWS.COM - Pada masa kehamilan, setiap orang akan merasakan dan mengalami hal berbeda.
Ada yang mengalami pusing atau sakit kepala, ada juga yang menikmati kehamilan 40 minggu tanpa merasakan sesuatu yang mengganggu, seperti sakit kepala atau mual muntah.
Ahli saraf Nasima Shadbehr, DO, menjelaskan soal ini.
Sakit kepala terbagi dalam dua kategori: primer atau sekunder.
Sakit kepala sekunder disebabkan oleh masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti infeksi sinus atau tekanan darah tinggi.
Sakit kepala primer bersifat mandiri - rasa sakit yang dirasakan adalah akibat langsung dari sakit kepala itu sendiri. Migrain adalah salah satunya.
Mengapa bisa mengalami sakit kepala selama kehamilan? Salahkan pada hormon.
Hal-hal yang sangat membantu tubuh menjaga bayi dalam kandungan tetap dalam kondisi sehat bisa menyebabkan sakit kepala.
Begitu juga peningkatan volume darah yang terjadi selama trimester pertama.
Baca: Selamat! Citra Kirana Umumkan Hamil Anak Pertama, Rezky Aditya Bakal Dipanggil Papa
Baca: Nikita Mirzani Ditahan Polisi Terkait KDRT, Bagaimana dengan Bayinya yang Masih Menyusui Itu?
Faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan sakit kepala selama kehamilan, yaitu makan makanan tertentu (pemicu migrain), tidak cukup minum air, kurang tidur, tidak mendapatkan nutrisi yang baik, serta stres.
Yang perlu menjadi catatan adalah, lebih dari seperempat wanita yang sering mengalami migrain sebelum hamil, cenderung akan mengalaminya juga selama kehamilan.
Tetapi dalam kasus yang melibatkan sakit kepala sekunder, beberapa hal berikut bisa jadi penyebabnya: - Preeklampsia (darah tinggi saat hamil).
- Trombosis vena (bekuan darah di otak).
- Infeksi sinus.
- Tumor otak.
- Risiko stroke.
“Kami memerhatikan setiap orang dengan cermat dan menilai gejalanya,” kata Dr. Shadbehr.
"Pertanyaan pertama yang ingin kami ketahui adalah, ‘Apakah ini sakit kepala utama atau tanda peringatan dari kondisi yang mendasarinya?’ "