Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, salah satu pemicu pembunuhan sadis yang dilakukan siswi SMP berinisial NF (15) kepada seorang balita APA (5) dinilainya dipengaruhi besar oleh faktor keluarga.
Dia mengatakan latar belakang orang tua NF yang bercerai membuat psikis pelaku akan semakin terpukul.
Alhasil, pola pengasuhan kepada anak pun menjadi tidak terawasi.
"Karena kita liat juga pengaruh yang lain adalah faktor pengasuhan. Karena keluarga itu "tidak normal". Kurangnya perhatian itu terlihat sekali dari gambar gambar menyebut ayah itu banyak sekali, itu berarti ada kerinduan yang hilang dari keluarga itu," kata Arist di Polda Metro Jaya, Kamis (12/3/2020).
Dia mengatakan, selain faktor keluarga, memang ada faktor lainnya yang juga berpengaruh. Misalnya, tontonan film hingga lingkungan sekolah atau media sosial yang bisa membentuk pribadi yang menjadi sadistis.
"Nah tentu dia juga bisa juga kalau tidak lakukan sadistis itu, dia akan lukai diri sendiri dengan percobaan bunuh diri. Jadi bukan berdiri sendiri dia lakukan tindakan sadistis itu tapi ada kontribusi di sekitarnya," ungkapnya.
Baca: Dua Anak Muda Ini Sukses Bikin Apps untuk Penghuni Apartemen, Begini Kecanggihan Fiturnya
Atas dasar itu, pihaknya mengaku akan menemui NF di RS Polri Kramat Jati pada hari ini, Kamis (12/3/2020). Nantinya, Komnas PA bakal memberikan assesmen kepada tim dokter terkait penyidikan dan posisi hukum yang bersangkutan.
Baca: KBRI Singapura: Lima WNI Positif Terinfeksi Virus Corona
"Saya kira perlu anak itu diterapi secara klinis gitu. Kami akan bertemu pelaku untuk assesmen supaya kita bisa beri masukan kepada pihak kepolisian," ujarnya.
Baca: Virus Corona Bikin Kekayaan Banyak Miliuner Indonesia Rontok Sekejap, Siapa Saja?
Seperti diwartakan sebelumnya, NF (15) merupakan siswi SMP yang diduga telah membunuh balita APA (5) dengan cara sadis. Kepada pihak kepolisian, dia mengaku tak bisa lagi membendung hasrat ingin membunuh.
Korban dibunuh dengan cara dibenamkan di bak mandi rumah NF. NF sempat menyimpan korban di lemari kamar yang berada di lantai 2.
Berselang satu hari kemudian, NF mengakui perbuatan pembunuhan itu kepada aparat Polsek Taman Sari.
Namun, karena tempat kejadian perkara masuk wilayah hukum Polsek Sawah Besar, maka kasus itu ditangani Polsek Sawah Besar dibantu Polres Metro Jakarta Pusat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, siswi SMP tersebut dengan santai mengaku tak menyesal telah menghilangkan nyawa temannya.
Sebaliknya, saat diperiksa tim penyidik NF bahkan berkata ia merasa puas.
"Ditanyakan oleh penyidik, 'bagaimana perasaannya setelah kejadian ini', satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," kata Yusri, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).