News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenali Hantavirus yang 'Bikin Ramai' Media Sosial di Tengah Wabah Virus Corona

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi hantavirus - Hantavirus Bukan Virus Baru, Ini Alasan Mengapa Masyarakat Tak Perlu Khawatir

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria di China yang dinyatakan positif hantavirus meninggal dunia Senin (22/3/2020), Global Times melaporkan.

Kematian pria yang terjangkit hantavirus itu sempat membuat kepanikan netizen di media sosial.

Postingan Global Times di Twitter, setidaknya telah di-retweet lebih dari 15 ribu kali.

Namun masyarakat tidak perlu panik berlebih.

Meski kini dunia tenga dilanda virus corona, tidak ada indikasi hantavirus akan menjadi pandemi selanjutnya.

Baca: Pria di China Meninggal karena Hantavirus, Berikut Cara Penularan, Gejala hingga Pencegahannya

Menurut CDC, kasus-kasus hantavirus sangat jarang terjadi.

Dalam sebagian besar kasus, hantavirus pun tidak menular dari manusia ke manusia.

ilustrasi hantavirus (Learn Worthy)

Hantavirus menyebar akibat dari kontak dekat dengan urin, kotoran, atau air liur hewan pengerat yang terinfeksi terutama tikus.

Beberapa jenis tikus tertentu di Amerika Serikat dapat membawa virus, yang ditularkan ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi.

"Hantavirus yang menjangkiti warga Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain," tulis CDC di situs resminya.

Kasus langka di Chili dan Argentina mencatat penularan dari manusia ke manusia hanya ketika seseorang berada dalam kontak dekat dengan seseorang yang menderita salah satu jenis hantavirus, yaitu virus Andes, kata CDC.

Di Amerika Serikat, virus dapat menyebabkan sindrom paru hantavirus, penyakit pernapasan parah yang bisa berakibat fatal.

Gejalanya berupa kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, kedinginan, dan masalah perut.

Baca: Thailand Punya Robot Ninja yang Bisa Pantau Pasien Corona

Batuk dan sesak napas dapat terjadi jika paru-paru dipenuhi cairan, kata CDC.

Demam berdarah dengan sindrom ginjal, sebagian besar ditemukan di Eropa dan Asia.

Penyakit itu menyebabkan rasa sakit, demam, kedinginan, mual, dan penglihatan kabur.

Gejala yang lebih serius meliputi gagal ginjal akut.

Kasus-kasus yang terjadi di Amerika Serikat biasanya terkonsentrasi di negara-negara barat dan barat daya.

Dari tahun 1993 hingga 2017, hanya ada 728 kasus hantavirus yang dikonfirmasi di Amerika Serikat, dan sebagian besar tidak fatal, menurut data CDC.

Dibandingkan dengan virus corona, sejak akhir Januari, sudah ada 46.805 kasus coronavirus yang dikonfirmasi secara global, menurut pelacak Universitas Johns Hopkins.

Pada Mei 1993, wabah hantavirus terjadi di daerah Arizona, New Mexico, Colorado, dan Utah.

Wabah hantavirus tahun 2012 di Yosemite menjangkiti 10 orang sakit.

Di tujuh negara bagian AS, hanya ada 17 orang terinfeksi dalam wabah yang terjadi tahun 2017.

Seperti yang dijelaskan oleh CDC, inilah pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan tentang hantavirus.

1. Apa itu hantavirus?

Peromyscus maniculatus/tikus rusa (RodentFancy.com)

Hantavirus adalah keluarga virus yang menyebar terutama oleh tikus.

Hantavirus dapat menyebabkan berbagai penyakit pada orang di seluruh dunia.

Setiap hantavirus memiliki spesies inang hewan pengerat yang spesifik.

Hantavirus di Amerika dikenal sebagai hantavirus “Dunia Baru”, dan dapat menyebabkan sindrom paru hantavirus (HPS).

Gejala hantavirus meliputi kelelahan, demam, dan nyeri otot pada tahap awal, serta batuk dan sesak napas di kemudian hari.

Hantavirus lain, yang dikenal sebagai hantavirus “Dunia Lama”, sebagian besar ditemukan di Eropa dan Asia, dan dapat menyebabkan demam berdarah dengan sindrom ginjal (HFRS).

Gejala hantavirus ini yaitu sakit kepala hebat, sakit punggung dan perut, demam, kedinginan, mual dan pandangan kabur.

Kedua penyakit ini dianggap langka, tetapi bisa berakibat fatal.

2. Bagaimana orang-orang terkena hantavirus?

CDC menyebut bahwa infeksi hantavirus pada manusia cenderung terjadi secara sporadis.

Infeksi paling sering di daerah pedesaan dengan hutan, ladang dan pertanian yang menarik habitat bagi inang hewan pengerat ini (termasuk tikus rusa di AS, juga tikus kapas, tikus padi dan tikus berkaki putih).

Tikus-tikus itu menumpahkan virus dalam air liur, urin, dan feses mereka.

Manusia paling sering terkena virus itu saat kebetulan menghirup tetesan kecil berisi virus yang tercampur di udara ketika urin hewan pengerat, kotoran atau matrial sarang menyatu.

Kontak dengan virus dapat terjadi saat seseorang membersihkan kotoran tikus di sekitar tempat tinggalnya.

Membuka atau membersihkan gudang dan bangunan yang sebelumnya tidak digunakan, terutama di daerah pedesaan, juga bisa membuat orang terkena kotoran tikus yang terinfeksi.

Pekerja konstruksi, utilitas dan pengontrol hama juga dapat melakukan kontak dengannya saat bekerja di ruang atau bangunan yang mungkin dipenuhi tikus.

Para peneliti percaya bahwa orang dapat tertular hantavirus jika mereka menyentuh sesuatu yang telah terkontaminasi dengan urin tikus, kotoran, atau air liur, dan kemudian menyentuh hidung atau mulut mereka.

Peneliti mencurigai orang-orang bisa sakit jika mereka makan makanan yang terkontaminasi oleh urin, kotoran atau air liur dari hewan pengerat yang terinfeksi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, virus dapat menyebar jika tikus yang terinfeksi menggigit seseorang.

Catatan: CDC menyatakan bahwa hantavirus yang terjadi di Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, seperti dari menyentuh atau mencium seseorang, atau dari petugas kesehatan yang merawat seseorang dengan penyakit itu.

Hanya Chili dan Argentina yang melaporkan beberapa kasus penularan dari orang ke orang yang jarang terjadi di antara kontak dekat seseorang yang terkana "Virus Andes" hantavirus.

3. Bagaimana pengobatannya? Apakah ada vaksinnya?

CDC mengungkapkan tidak ada pengobatan khusus atau vaksin untuk infeksi hantavirus.

Pasien hantavirus akan menjalani perawatan di ruang perawatan intensif.

Dalam perawatan intensif, pasien diintubasi dan diberi terapi oksigen untuk membantu mereka yang mengalmi kesulitan pernapasan parah.

Mereka yang menderita HFRS (demam berdarah dengan sindrom renal) juga dapat dihubungkan ke infus untuk mengelola cairan dan elektrolitnya.

Ada pula pasien memerlukan dialisis untuk kasus-kasus parah.

Jadi, badan kesehatan merekomendasikan bahwa jika Anda berada di sekitar tikus dan memiliki gejala demam, sakit otot yang dalam dan sesak napas yang parah, segera periksakan diri ke dokter.

4. Seberapa bahayanya hantavirus?

Pasien yang mengalami HPS (hantavirus pulmonary syndrome) dan HFRS (demam berdarah dengan sindrom ginjal) dapat berakibat fatal.

HPS memiliki tingkat kematian 38%.

Bergantung pada virus mana yang menyebabkan HFRS, kematian terjadi pada kurang dari 1% hingga 15% pasien.

Tetapi kedua hal ini juga sangat jarang.

Beberapa pasien memiliki waktu pemulihan yang lama, bisa seminggu atau berbulan-bulan.

Tapi banyak pula pasien yang cepat pulih tanpa mengalami berbagai macam komplikasi.

5. Siapa yang paling rentan terkena hantavirus?

Siapa pun, sehat atau tidak, yang bersentuhan dengan tikus yang membawa hantavirus berisiko terkena sindrom paru hantavirus (HPS).

Mereka yang hidup dengan di lingkungan yang banyak terdapat hewan pengeratnya adalah mereka yang paling berisiko, kata CDC.

Selain itu, aktivitas apa pun yang membuat seseorang berhubungan dengan kotoran hewan pengerat, urin, air liur atau sarangnya, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi.

Di AS, orang-orang di daerah pedesaan lebih mungkin untuk melakukan kontak dengan virus.

Seperti wabah tahun 2012 yang melibatkan 10 kasus pada orang yang sempat mengunjungi Taman Nasional Yosemite.

Atau ada pula wabah hantavirus 2017 yang menjangkiti 17 orang di 11 negara bagian, yaitu Colorado, Georgia, Illinois, Iowa, Minnesota, Missouri, Pennsylvania, Carolina Selatan, Tennessee, Utah, dan Wisconsin.

6. Bagaimana cara mencegah terkena hantavirus?

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menjauhkan diri dari tikus, baik di rumah, di tempat kerja atau di mana pun.

Di rumah, tutup semua lubang atau celah di rumah, apartemen, atau garasi yang bisa membuat tikus masuk.

Pasang perangkap di dalam dan di sekitar rumah Anda untuk memerangi kutu tikus.

Tutup dan bersihkan makanan yang mudah diambil tikus.

Sanitasi adalah kuncinya.

Anda juga perlu melakukan tindakan pencegahan sebelum membersihkan ruang yang bisa menjadi lokasi kutu tikus.

Pertama, beri ventilasi dengan membuka pintu dan jendela setidaknya selama 30 menit.

Pastikan Anda memakai sarung tangan karet, lateks atau vinil.
Kemudian, jangan mengaduk debu dengan menyapu atau menyedot kotoran atau sarang.

Lebih baik, semprotkan area dengan desinfektan, atau campuran pemutih dan air, dan biarkan meresap selama lima menit.

Gunakan tisu untuk mengambil air seni dan kotoran tikus, lalu buang di tempat sampah.

Terakhir, semprot desinfektan barang-barang yang mungkin telah terkontaminasi oleh air seni atau kotoran tikus.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini