News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Bijak Berjemur, Berapa Sebaiknya Agar Bisa Membentuk Kekebalan Tubuh? Simak Penjelasan Dokter

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MANDI MATAHARI - Ratusan pegawai Pemkot Surabaya berjemur di Jl Jimerto, Selasa (31/3). Jam 10.00 pagi pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya bersama-sama berjemur di bawah sinar matahari untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat pandemi Covid-19 seperti saat ini. Waktu untuk berjemur berlangsung selama 15 menit. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM - Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global, muncul berbagai informasi mengenai cara meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terjangkit virus corona.

Salah satu yang mengemuka, yakni anjuran bagi masyarakat untuk melakukan sun-exposures atau berjemur di bawah paparan sinar matahari guna mencegah risiko terpapar virus corona

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK (K), membenarkan saran tersebut.

Menurut dia, jika dilakukan dengan tepat, berjemur di bawah sinar matahari dapat meningkatan daya tahan tubuh.

Sosok yang akrab disapa dr. Pras itu, mengatakan sinar matahari adalah sumber utama kehidupan dan energi di planet bumi.

Namun, mendapat paparan energi matahari yang berlebihan, jelas merusak sistem biologis.

Bagi manusia, kebutuhan akan paparan cahaya ultraviolet (UV) dari matahari untuk pemeliharaan kesehatan, bervariasi secara dramatis antarindividu.

Hal itu antara lain dipengaruhi oleh kondisi masing-masing idividu kaitannya dengan:

Fenotipe kulit

Adanya fotosensitifitas patologis

Faktor genetik

Pada individu yang normal dan sehat, sinar matahari diperlukan guna meningkatkan rasa psikologis dan juga menyediakan energi untuk sintesis vitamin D endogen.

Di sisi lain, paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan:

Photoaging atau proses penuaan yang diakibatkan oleh sinar ultraviolet dari matahari

Imunosupresi atau penurunan sistem kekebalan tubuh

Fotokarsinogenesis atau suatu mekanisme kompleks dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh sinar UV.

MANDI MATAHARI - Ratusan pegawai Pemkot Surabaya berjemur di Jl Jimerto, Selasa (31/3). Jam 10.00 pagi pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya bersama-sama berjemur di bawah sinar matahari untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat pandemi Covid-19 seperti saat ini. Waktu untuk berjemur berlangsung selama 15 menit. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Durasi waktu terbaik untuk berjemur

Dokter yang sehari-hari juga menjadi Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) itu, menjelaskan radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi termasuk di antaranya, yakni radiasi UV, cahaya tampak, dan Infra Red antara 290 dan 4000 nm.

Sinar matahari terestrial berfluktuasi secara dramatis, tidak hanya dalam hal intensitas keseluruhan, tetapi juga dalam komposisi spektralnya berdasarkan waktu, ketinggian, dan garis lintang.

Menurut dia, kualitas dan kuantitas radiasi UV dari pancaran sinar matahari tersebut bervariasi tergantung pada faktor geografi dan waktu.

Namun, di lokasi dan iklim tertentu, sinar matahari cukup seragam dan dapat diprediksi sebagai sumber radiasi murah dan mudah didapat yang mungkin cukup untuk penggunaan diagnostik atau terapeutik.

dr. Pras menerangkan secara umum sinar UV dapat dibagi menjadi 3 tergantung panjang gelombangnya, yaitu UV-A, UV-B, dan UV-C.

Masing-masing sinar UV tersebut memiliki benefit dan risiko. Oleh karena itu, penting bagi semua untuk memahami karakteristik dari sinar UV.

Sinar UV-C memiliki energi dan potensi terkuat untuk kerusakan biologis. Untungnya bagi manusia, lapisan ozon menyerap hampir semua UV-C di permukaan bumi melalui penyerapan di atmosfer.

Dengan demikian, efek biologis sinar matahari terhadap manusia hanya berkaitan dengan UV-B dan UV-A. Diperkirakan, 96,5 persen UV-A dan 3,5 persen UV-B mencapai permukaan bumi saat musim panas.

“Radiasi UV yang mencapai permukaan bumi terutama terdiri dari UV-A dengan komponen UV-B kecil,” jelas dr. Pras dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/3/2020).

dr. Pras mengatakan, salah satu aspek yang menarik dari paparan sinar matahari UV adalah bahwa sejumlah kecil UV sangat penting untuk produksi vitamin D pada manusia, namun paparan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan kulit secara akut dan kronis.

“Di sinilah pentingnya pemahaman yang memadai kapan dan bagaimana memanfaatkan sinar matahari secara bijak” jelas dr. Pras.

Menurut dia, berjumur di bawah sinar matahari idealnya dilakukan dengan durasi 10-15 menit saja untuk meraih manfaat peningkatan imunitas sekaligus kepadatan tulang.

Sementarara, waktu yang dianjurkan dr. Pras untuk berjemur, yakni di antara pukul 11.00-13.00 WIB atau pukul 08.00-09.00 WIB dengan intenstitas 2-3 kali saja selama seminggu.

“Cukup dilakukan seminggu 2-3 kali untuk menghasilkan vitamin D yang memadai yang juga bermanfaat untuk kekebalan tubuh,” jelas dr. Pras.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini