TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai alergi makanan, jenis, gejala, hingga makanan tertentu yang dapat memicu alergi.
Alergi makanan merupakan suatu kondisi di mana makanan tertentu memicu respons imun yang abnormal.
Reaksi sistem kekebalan ini dapat ditimbulkan dari sejumlah kecil makanan yang menyebabkan alergi, yang mengakibatkan masalah pencernaan, gatal-gatal, atau bengkak.
Dilansir Boldsky.com, Kamis (14/5/2020) alergi makanan dapat mempengaruhi sekitar 6-8 persen anak di bawah usia 3 tahun serta hingga 3 persen orang dewasa.
Pada beberapa orang, alergi makanan dapat menyebabkan gejala parah atau bahkan reaksi yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai anafilaksis.
Jenis alergi makanan
Alergi makanan dapat dibagi menjadi dua jenis utama yakni, antibodi IgE dan antibodi non-IgE.
Antibodi adalah sejenis protein darah yang digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan infeksi.
Alergi makanan IgE terjadi jika antibodi IgE dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh.
Sementara alergi makanan non-IgE, antibodi IgE tidak dilepaskan, dan bagian lain dari sistem kekebalan tubuh digunakan untuk melawan ancaman.
Baca: Tips Kesehatan Jiwa Menghadapi Situasi Dampak Pandemi Covid-19
Baca: Tips Kesehatan: 6 Makanan yang Mampu Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh, Jus Jeruk dan Bawah Putih
Gejala alergi makanan
Gejala alergi makanan muncul selang beberapa menit setelah terpapar makanan bahan makanan yang menyebabkan alergi.
Gejala alergi yang paling umum, sebagai berikut:
- Sakit perut
- Gatal-gatal
- Pusing
- Diare
- Mual atau muntah
- Hidung tersumbat atau kesulitan bernapas
- Bengkak
Namun dalam kasus yang parah, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis.
Anafilaksis seringkali berakibat fatal, gejalanya sebagai berikut:
- Pusing atau bahkan kehilangan kesadaran
- Tenggorokan bengkak
- Denyut nadi cepat
- Syok dan terjadi penurunan tekanan darah
- Pengetatan saluran udara
Beberapa makanan tertentu dapat memicu alergi seseorang, seperti berikut:
1. Makanan laut
Jenis alergi makanan yang umum adalah makanan laut, seperti protein dari kerang, udang, lobster, hingga cumi.
Pemicu alergi makanan laut yang paling umum adalah protein yang disebut tropomyosin dan gejalanya dapat berkembang lebih cepat.
Gejala khusus alergi pada makanan laut adalah masalah pencernaan seperti muntah, diare, dan sakit perut.
2. Kacang
Alergi kacang sangat umum terjadi dan dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah dan berpotensi fatal.
Alergi kacang dapat memengaruhi sekitar empat hingga delapan persen anak-anak dan satu hingga dua persen orang dewasa.
Namun, sebagian besar anak-anak dengan alergi kacang dapat mengatasi alerginya ketika mereka mencapai usia remaja.
Gejala khusus alergi kacang terutama kacang tanah adalah pilek, gatal-gatal, kemerahan atau bengkak, masalah pencernaan, hingga tenggorokan terasa sesak.
3. Telur
Alergi telur adalah penyebab alergi makanan yang paling umum pada anak-anak.
Beberapa orang bisa alergi terhadap putih telur, tetapi bukan kuning telur dan sebaliknya.
Gejala spesifik alergi telur adalah gangguan pencernaan, seperti sakit perut, reaksi kulit, seperti gatal-gatal atau ruam, bahkan masalah pernapasan.
4. Susu Sapi
Alergi terhadap susu sapi paling sering terlihat pada bayi dan anak kecil, terutama jika mereka telah terpapar protein susu sapi sebelum mereka berusia enam bulan.
Namun, sebagian besar anak-anak bisa mengatasi alergi tersebut ketika mereka mencapai usia remaja.
Seseorang yang alergi terhadap susu sapi harus menghindari makanan berbahan dasar susu, susu bubuk, keju, mentega, margarin, es krim, yoghurt, hingga krim.
Beberapa makanan umum lainnya yang dapat menyebabkan alergi yakni kedelai, gandum, ikan (kebanyakan pada orang dewasa), jagung, biji-bijian, buah kiwi, markisa bahkan bawang putih.
(Tribunnews.com/Lanny Latifah)