TRIBUNNEWS.COM - Jeroan ayam, sapi, dan kambing, merupakan satu di antara bahan makanan favorit di Indonesia.
Sebut saja, menu soto babat, sup lidah sapi, gulai otak, paru-paru goreng, atau satai ati ampela.
Bahkan, karena rasanya yang dianggap unik dan nikmat, ragam makanan tersebut banyak juga yang menggemari.
Meski terbilang lezat, jeroan ini sepatutnya tak disantap terlalu sering atau terlalu banyak. Hal itu dikarenakan, konsumsi jeroan memiliki sejumlah efek samping bagi kesehatan.
Manfaat konsumsi jeroan
Mengonsumsi jeroan dalam jumlah wajar sebenarnya dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan.
Hal ini dikarenakan, jeroan mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Baca: Mengatasi Bau Mulut Saat Jalani Ibadah Puasa
Melansir Buku 35 Resep Masakan Olahan Hati & Ampela Ayam (2010) oleh Lilly T. Erwin, jeroan merupakan bahan pangan yang mengandung cukup banyak gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Vitamin yang terdapat pada jeroan adalah vitamin B kompleks, vitamin A, vitamin B12, dan asam folat.
Untuk mineral, ada zat besi, kalsium, kalium, magnesium, fosfor, dan seng yang terkandung di dalam jeroan.
Baca: Kebiasaan Minum Kopi Instan, Apakah Buruk untuk Kesehatan?
Kandungan vitamin B12 pada jeroan sebenarnya dapat mengurangi potensi gangguan sistem kerja sel-sel saraf sehingga mampu mengoptimalkan fungsi sel-sel saraf, termasuk menurunkan risiko terjadinya gangguan memori pada otak.
Sementara itu, kandungan seng dan vitamin A pada jeroan, khususnya hati, baik untuk memelihara kesehatan jaringan epitel, termasuk endothelium pembuluh darah.
Kandungan asam folat dan zat besi juga menjadikan jeroan baik untuk mencegah anemia.
Bahaya konsumsi jeroan terlalu sering
Terlepas dari semua keunggulan tersebut, jeroan sering pula dianggap sebagai musuh kesehatan.
Hal itu memang bisa terjadi apabila jeroan dimakan terlalu sering atau terlalu banyak.