Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconng Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang berasal dari droplet atau partikel kecil ludah yang keluar saat batuk, bersin maupun berbicara.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebutkan penularannya butuh kontak dekat yang lama dengan pasien.
"Diperlukan kontak dekat yang lama ya karena tidak semua kuman TBC yang masuk ke seseorang menjadikan penyakit," ungkap Yurianto saat live di Radio Elshinta, Kamis (28/5/2020).
Bagi orang-orang yang punya imunitas tubuh yang baik, kuman TBC yang masuk ke tubuh bisa dilawan sehingga tubuh tetap sehat alias kuman tidak berkembang biak atau TBC laten.
Baca: Herbal Bantu Tingkatkan Imunitas Penderita TBC, Tapi yang Utama Tetap Obat untuk Penyembuhan
"Kalau orang itu punya kekebalan dari imunisasinya bagus tidak akan memunculkan penyakit, kalau imunitas enggak bagus, bisa menimbulkan penyakit. Bisa saja kuman ada di tubuh tapi tidak muncul disebut dengan kuman tidur," kata Yurianto.
Baca: Achmad Yurianto: Penanganan TBC Mirip Penanganan Covid-19
Jadi jika ada orang tua dan anak yang sama-sama menderita TBC bukan karena faktor genetik tapi karena si anak kontak dekat dengan orang tuanya, tidur bersama telebih jika kamar tidur lembap maka kuman mudah menular.
Sementara itu karena bakteri inu mayoritas menyerang saluran pernapasan maka gejala yang muncul adalah demam tidak tinggi sekitar 37 sampai 38 derajat celcius namun berlangsung lama, batuk berdahak atau batuk kering hingga batuk darah, pilek yang bisa sampai berbulan.
Kalau mengalami gejala-gejala seperti itu sebaiknya langsug berobat ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium yang lebih detil untuk mendapatkan pengobatan.
"Saat bernapas juga akan terasa enggak enak, kalau sudah parah berat badan turun, dahaknya keluar ada darahnya, badan enggak enak, malas makan, panasnya terus malam keluar keringat. Gejala inilah harus digiring ke fasilitas kesehatan," pungkas Yurianto.