"Setelah itu, sekira 10 hari setelah infeksi, orang-orang mulai memproduksi antibodi dan reaksi peradangan terhadap virus."
Bahan kimia inflamasi ini kadang-kadang dapat menciptakan komplikasi Covid-19 yang parah, di antaranya sindrom gangguan pernapasan akut, yang menyulitkan oksigen untuk memasuki aliran darah dan mencapai organ.
Pasien dengan komplikasi Covid-19 yang parah mendapatkan manfaat signifikan dengan dexamethasone dalam studi di Inggris.
Pasien-pasien tersebut meminumnya selama 10 hari, baik secara oral atau melalui infus.
Setelah satu bulan, angka kematian berkurang 35 persen pada pasien yang membutuhkan perawatan dengan mesin pernapasan dan 20 persen pada mereka yang membutuhkan oksigen tambahan.
Meski demikian, dexamethasone sepertinya tidak terlalu berdampak signifikan kepada pasien yang sakit ringan.
Ogbuagu mengatakan, Beberapa penelitian juga telah menyarankan bahwa steroid seperti dexamethasone sangat membantu dalam meningkatkan angka kematian di antara orang-orang dengan ARDS.
3. Harus Digunakan secara Hati-hati
Ogbuagu menegaskan, dalam penggunaan dexamethasone, harus memperhatikan waktu dan selektivitas di antara pasien.
Hal ini untuk memastikan dexamethasone digunakan dengan benar sebagai pengobatan untuk Covid-19.
Temuan awal menyebut bahwa pasien Covid-19 yang tidak memiliki gejala parah, seperti harus membutuhkan respirator, tidak boleh menggunakan obat ini.
"Kelemahan dari steroid adalah tidak selektif," kata Ogbuagu.
"Steroid bagaikan pedang bermata dua yang dapat menghalangi kemampuan tubuhmu untuk melawan virus," terangnya.
Ogbuagu mencatat bahwa beberapa penelitian telah menemukan tingkat kematian yang lebih tinggi pada orang yang menggunakan steroid, karena mereka menghambat respon kekebalan tubuh terhadap virus.