Pertama darah rendah bawaan.
"Jika dia ditensi, tekanan darah sistoliknya di bawah 100 mmHg, bisa 90 atau 80."
"Gejalanya ya bisa sering pusing, mual, gangguan penglihatan atau juga keringat dingin," katanya kepada Tribunnews, Kamis (18/6/2020).
Dicky melanjutkan, jenis darah rendah kedua disebut dengan darah rendah yang bersifat relatif.
Darah rendah yang bersifat relatif ini dialami oleh orang yang sebetulnya tidak menderita darah rendah, namun bisa jadi dia merupakan pengidap darah tinggi.
Dicky menjelaskan normalnya, setiap aktivitas fisik akan meningkatkan tekanan darah seseorang.
Ada beberapa keadaan tertentu, seperti akibat proses pengapuran pembuluh darah (aterosklerosis), akan menyebabkan tubuh gagal merespons untuk meningkatkan tekanan darah.
"Aktivitasnya membutuhkan tekanan yang lebih tinggi, tetapi tekanan darahnya tetap rendah, sehingga menyebabkan supply darahnya menjadi terganggu."
"Misal ada orang yang biasa dengan tekanan darah 105/80 mmHg. Ketika dibuat olahraga, maka seharusnya diikuti dengan peningkatan tekanan darah menjadi 130/85 mmHg, namun yang terjadi tekanan darahnya tidak naik."
"Sehingga dia masuk dalam darah rendah yang relatif, atau dalam kondisi tertentu saja," urai Dicky.
“Ada juga orang yang menderita tekanan darah tinggi 180/110 mmHg, kemudian dia lupa bahwa pada hari itu dia sudah minum obat darah tinggi sebelumnya , sehingga dia meminum lagi obat darah tingginya. Dan ketika tekanan darahnya turun menjadi 100/55 mmHg, maka orang tersebut mengalami pingsan," sambungnya.
Baca: Viral Uang Koin Seribu Kelapa Sawit Dijual Jutaan, Kolektor di Bantul Hanya Jual Rp1.500 Saja
Darah Rendah Membuat Penglihatan Menghitam?
Dicky menjelaskan kondisi gangguan penglihatan sementara dapat dialami oleh pengidap tekanan darah rendah.
Utamanya saat bangun tidur dan langsung melakukan aktivitas, sehingga tubuh belum siap menerima perubahan yang mendadak.