TRIBUNNEWS.COM - Banyak pihak berlomba menemukan vaksin dan obat untuk mengatasi virus corona (covid-19) yang kini melanda dunia, termasuk Indonesia.
Tak terkecuali Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan). Mereka berencana melakukan produksi masal kalung antivirus corona.
Kalung yang diklaim bisa mencegah infeksi Covid-19 itu akan dibuat dengan menggunakan bahan dari eucalyptus atau minyak kayu putih.
Kalung antivirus buatan Kementan diklaim telah melalui uji lab peneliti pertanian terhadap virus influenza, beta dan gamma corona.
Baca: Ramai Polemik Kalung Antivirus, IDI hingga Anggota DPR Beri Kritikan, Ini Klarifikasi Kementan
Dari hasil penelitian, peneliti meyimpulkan kalung berbahan eucalyptus ini mampu membunuh 80 hingga 100 persen virus.
Menanggapi hal ini, Akademisi dan Praktisi Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengatakan butuh perjalanan riset yang panjang agar kalung berbahan eucalyptus tersebut bisa diklaim sebagai antivirus.
Menurutnya, riset yang dilakukan saat ini baru mencapat penelitian in vitro atau tingkat sel sehingga kita tidak bisa menanggapinya secara berlebihan.
Baca: Klaim Kalung Anti Corona Berbahaya Jika Masyarakat Terlanjur Percaya dan Acuhkan Protokol Kesehatan
"Jangan skeptis atas hasil penelitian in vitro bahwa eucalyptus ada efek positif untuk virus corona tapi juga tidak boleh berlebihan dengan langsung mengklaim sebagai anti Covid-19," ucapnya, saat dihubugi Kompas.com, Minggu (5/7/2020).
Itu sebabnya, dokter ahli penyakit dalam ini juga mengatakan tidak setuju jika kalung berbahan eucalyptus ini diklaim sebagai kalung antivirus.
"Produk-produk kayu putih yang ada dalam bentuk inhaler dan roll on yang sebagian sudah disetujui BPOM, tetap keberadaannya bukan sebagai antivirus," tambahnya.
Ari juga berkata minyak kayu putih memang sudah sejak lama terbukti membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Tanaman ini pertama kali digunakan oleh suku aborigin sebagai teh untuk mengobati demam.
Selain itu, kandungan eucalyptol di dalam minyak kayu putih juga memiliki sifat antibakteri dan antijamur.
Berkat manfaat itulah, minyak kayu putih seringkali digunakan untuk mengobati gangguan pernapasan.
Riset dalam BMC Immunulogy juga membuktikan minyak kayu putih dapat merangsang respon sistem kekebalan tubuh sehingga membuat kita tidak mudah mengalami infeksi dan berbagai penyakit menular.
Namun, untuk mengklaim bahwa minyak kayu putih bisa mengatasi virus corona masih memerlukan riset lebih dalam.
Menurut Ari, riset in vitro mengenai manfaat eucalyptus yang sedang dilakukan saat ini belum menggunakan virus penyebab Covid-19 secara langsung.
"Saat ini harapan masyarakat, media dan pemerintah begitu besar terhadap penanganan virus Covid-19, sehingga penelitian baru di tingkat sel saja langsung di klaim sebagai obat anti virus," tambah Ari.
Oleh karena itu, Ari berharap riset eucalyptus ini berlanjut karena minyak kayu putih memang sudah digunakan manusia sejak dahulu kala untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
"Mudah-mudahan saja memang bisa terbukti secara uji klinis bermanfaat dalam terapi virus Covid-19 sehingga bisa menjadi kontribusi Indonesia untuk dunia," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Akan Diproduksi Dalam Bentuk Kalung, Eucalyptus Ampuh Atasi Covid-19?