Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sakit kepala yang berupa rasa nyeri maupun pusing bisa terjadi pada anak-anak sejak usia dini bahkan bisa terjadi pada anak dibawah usia dua tahun.
Ahli neurologi anak, dr. Lies Dewi Nurmalia, Sp(A)k menjelaskan datanya enam persen sakit kepala pada anak terjadi karena kelainan struktur di otak dan sisanya 94 persen akibat aktivitas pembuluh darah di otak.
Kalau tidak ada riwayat kelainan di bagian kepala yang mendasari dr. Lies menyebutkan sebetulnya tidak usab terlalu khawatir.
Namun tetap harus diperhatikan tanda yang menjadi alarm bagi orang tua untuk segera membawa anak ke rumah sakit.
Tanda pertama adalah sakit kepala yang sampai membuat anak tidak nyenyak tidur dan terus menangis kalau untuk anak di bawah dua tahun yang masih belum bisa berbicara.
Baca: Belasan Warga Mual, Pusing Hingga Muntah, Diduga Keracunan Usai Mengonsumsi Hidangan Hajatan Akikah
Baca: Anak Terlalu Lama Menatap Layar Gadget, Awas Sakit Kepala, Ini Trik Mengatasinya
"Perhatikan apakah nyerinya menggangu sekali sampai membangunkan si anak dari tidur malamnya, itu bisa langsung minta bantuan medik," ungkap dr. Lies saat live bersama IDAI, Selasa (7/7/2020).
Kemudian apakah sakit kepala disertati dengan muntah bahkan hingga anak memukul-mukul kepalanya sendiri karena saking sakitnya sebaiknya periksakan ke dokter.
Perhatikan juga ritme sakitnya, artinya apakah semakin lama frekuensi muntahnya makin pendek misalnya muntah pertama jeda dua jam, muntah berikutnya jeda satu jam dan berikutnya semakin pendek.
"Kalau disertai muntah di pagi hari dan padahal sebelumnya disertai rasa mual dan pukul-pukul kepala ngeluh sakit sekali segera periksa saja," kata dr. Lies.
Sakit kepala yamg disertai dengan anak yang tidak respons saat dipanggil, pandangan matanya tidak fokus maupun tubuh anak yang lemas sebaiknya segera di bawa ke rumah sakit.
--