Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lupus merupakan satu dari ratusan jenis penyakit autoimun yang paling populer dan cukup banyak dialami masyarakat.
Penyakit lupus ini bisa terjadi mulai dari anak-anak hingga dewasa yang disebabkan oleh faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan.
Dr. Nurul Iman Nilam, Sp.AK menjelaskan lupus bisa menyerang berbagai organ tubuh sehingga gejalanya beragam.
Kalau autoimun menyerang sistem imun kulit maka akan muncul bercak-bercak di kulit, ruam merah, lesi merah berbentuk bulat yang menimbulkan rasa gatal dan perih.
Baca: Atasi Penyakit Autoimun, Vitamin D Sangat Dibutuhkan
Baca: Mengenali Penyakit Autoimun yang Diderita Ashanty, Menyebabkan Diabetes hingga Lupus
Ada satu lagi tanda khas yaitu munculnya sariawan dan berlangsung lama tapi tidak selalu menimbulkan rasa nyeri jadi terkadang suka dikira sariawan biasa.
"Sariawannha berulang di daerah langit-langit, rongga mulut, khasnya gak nyeri sehingga pasien tidak menyadari lupus ini," ungkap dr. Nurul saat live bersama Radio Kesehatan, Rabu (22/7/2020).
Penderita lupus sangat sensitif terhadap sinar matahari bahkan tidak disarankan untuk berjemur dibawah sinar matahari kalau sudah didiagnosis mengalami lupus.
Baca: Nyaris Kena Tipu Sultan Jember, Ashanty Drop, Autoimun Kambuh hingga Dokter Sarankan Lakukan USG
Baca: Ashanty Ingin Salurkan Langsung APD Donasinya Tapi Ingat Punya Autoimun, Rentan Terinfeksi Covid-19
Kemudian, lupus juga bisa menyerang organ-organ vital seperti terjadi di saluran pernapasan dan pencernaan yang khasnya terjadi berulang dan berlangsung lama.
Dr. Nurul mengingatkan jika terjadi penyakit yang berulang dan durasinya lama sebaiknya langsung periksa ke rumah sakit saja.
"Kalau ada gejala-gejala yang disebutkan tadi konsultasikan ke dokter segera, dan akan dilakukan pemeriksaan penunjang dengan lab, USG atau ronsen. Nanti dari lab dilihat apakah ada penurunan fungsi ginjal kemudian apakan ditemukan antibodi bermasalah," ucap dr. Nurul.
Penderita autoimun akan mendapatkan pengobatan untuk menghilangkan peradangan dan harus ditunjang juga dengan makanan bernutrisi dan menghindari makananan yang mengandung pengawet, pewarna, dan perasa buatan.
Dr. Nurul mengungkapkan makanan dengan kandungan Vitamin D sangat baik untuk menjaga imunitas penderita auto imum bisa dari telur, susu, serta keju.
"Memang benar sekali Vitamin D sangat cocok diberikan bagi pasien yang mengalami autoimun jadi kurang lebih pemakaian Vitamin D 400 IU per hari untuk anak-anak," ucap dr. Nurul.
Penderita autoimun pun disarankan menghindari paparan asap rokok, tidak mengonsumsi alkohol, kafein, dan rajin berolahraga yang intensitasnya ringan hingga sedang saja.