Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelainan jantung bawaan pada anak dapat terjadi dengan keberadaan satu dari seratus kelahiran bayi. Penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir.
Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah dari dan ke jantung, sehingga bisa berakibat fatal.
Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Silampari, dr. NovI Y.S, Sp,JP., mengatakan PJB merupakan penyebab cacat lahir yang paling sering ditemui dengan tingkatan kondisi yang beragam.
"Sebagian kondisi hanya memerlukan pemantauan rutin, sebagian lainnya memerlukan operasi hingga transplantasi (penggantian) jantung," kata Novi melalui Webinar, Jumat, (24/7/2020).
Dikatakannya, organ jantung manusia terbagi menjadi 4 ruang, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik), masing-masing di sisi kanan dan kiri. Atrium kanan berfungsi menerima darah kotor dari seluruh tubuh.
Darah yang masuk ke atrium kanan akan dipompa ke ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru.
Baca: Mengenal Tiga Penyebab Utama Henti Jantung Mendadak
"Pada penderita penyakit jantung bawaan, siklus dan aliran darah ini akan terganggu. Hal ini bisa disebabkan oleh gangguan pada katup, ruang jantung, septum (dinding penyekat antar ruang jantung), atau pembuluh darah dari dan ke jantung. Gangguan aliran darah ini akan menimbulkan keluhan dan gejala pada penderitanya", tutur Novi.
Baca: Tanggapan Gilang Dirga Dikritik karena Putuskan Aborsi Janin yang Alami Kelainan Jantung
Dr Novi melanjutkan pemaparannya dengan beberapa sebagai deteksi dini dari penyakit jantung bawaan ini, yaitu anak sulit bernapas atau justru bernapas terlalu cepat.
Kemudian bibir, lidah dan kuku berwarna kebiruan, susah makan dengan penurunan berat badan, berkeringat berlebihan, denyut nadi lemah.
Baca: Mendengkur Menyebabkan Terserang Penyakit Jantung, Berikut Penjelasannya Menurut Pakar Kesehatan
Deteksi dini dengan gejala PJB disebabkan sejumlah faktor yang disebabkan beberapa hal, misalnya adanya infeksi Rubella, ibu yang mengkonsumsi obat obatan , merokok dan minuman beralkohol paras ibu hamil.
"Faktor keturunan juga adanya riwayat diabetes turut mempengaruhi terjadinya PJB", imbuh Novi.
Guna pencegahan, Novi mengingatkan pentingnya pencegahan prenatal, yaitu perawatan bayi sejak masih dalam kandungan menjadi faktor preventif dan pencegahan penting dalam meminimalisir resiko penyakit jantung ( bawaan) pada anak ini yaitu antara lain :
"Pemeriksaan TORCH sebelum kehamilan, konsultasi dengan dokter selama masa kehamilan, hindari asap rokok, obat obatan terlarang dan minuman beralkohol selama masa sebelum, pada , dan sesudah persalinan untuk para Ibu," katanya.